Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan Museum Nasional Indonesia dengan didukung oleh Kementerian Kebudayaan mengumumkan peresmian kembali program sekolah tari tradisional gratis untuk anak kurang mampu hingga disabilitas.
Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu (15/2/2025) di Museum Nasional Indonesia. Dalam acara peresmian, dihadiri oleh dua founder Yayasan Belantara Budaya Indonesia yakni Ni Luh Putu Chandra Dewi dan Diah Kusumawardani Wijayanti.
Baca Juga
Anggaran Kemenbud Dipangkas sampai 58 Persen, Fadli Zon: Proyek Pengembangan Cagar Budaya dan Museum Jalan Terus
Efisiensi di Kementerian Kebudayaan, Komisi X DPR: Bisa Runtuhkan Peradaban Bangsa
Fadli Zon Tegaskan Posisi RI sebagai Peradaban Tertua Dunia di Pameran 130 Tahun Pithecanthropus Erectus
Selain itu, turut hadir Cynthia Ganesha selaku Direktur Film, Musik, Seni Kementerian Kebudayaan dan Sekretaris Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Syaiful.
Advertisement
Selanjutnya, acara ini diresmikan dengan pembunyian angklung sebagai tanda bahwa sekolah tari Budaya Belantara Indonesia di Museum Nasional kembali dibuka.
Kemudian, disusul dengan Flashmob tari tradisional bersama dengan menggunakan kostum berwarna pink sebagai bentuk perayaan hari kasih sayang dengan mencintai budaya nusantara.
Dalam kesempatan ini, Cynthia yang hadir menggunakan kebaya berwarna pink kagum dengan anak-anak yang terdaftar dalam yayasan. Bahkan, dia ikut menari bersama dan memberikan motivasi kepada anak-anak.
"Untuk anak-anak di Indonesia, mari bersama melestarikan budaya Indonesia," ujar Cynthia di Museum Nasional, yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Sabtu (15/2/2025).
Diah menjelaskan, upaya pelestarian budaya tidak bisa hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas, institusi pendidikan, dan para seniman.
Â
Melestasrikan budaya Nusantara
Oleh karena itu, kata Diah, kolaborasi antara Yayasan Belantara Budaya Indonesia, Museum Nasional Indonesia, serta Museum dan Cagar Budaya (MCB) menjadi contoh yang patut kita teladani dan dukung bersama.
"Saya ingin memberikan ruang kepada anak-anak disabilitas ini bersinar dengan bakat yang dimilikinya. Saya sudah banyak melihat anak-anak disabilitas ini mempunyai bakat yang hebat," ucap dia.
Dia menjelaskan, Yayasan Belantara Budaya Indonesia memiliki 21 sekolah dan sudah berdiri sejak 10 tahun lalu, dengan jumlah siswa 8.000 anak.
Yayasan tersebut, lanjut Diah, berkomitmen untuk melestarikan budaya nusantara dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar dan mengembangkan bakat mereka.
"Program ini bukan hanya mengajarkan keterampilan menari, tetapi juga memperkenalkan budaya leluhur sejak dini serta mengenalkan anak-anak pada museum sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya," kata dia.
"Dengan demikian, program ini turut membangun karakter generasi muda yang mencintai budaya dan menghargai sejarah bangsa," sambung Diah.
Â
Advertisement
Ingin Cari Bakat hingga ke Pelosok
Menurut Diah, kedepan, Yayasan Belantara Budaya Indonesia punya ambisi yang sangat besar. Dia ingin yayasan yang diciptakannya berdiri di daerah terpencil di Indonesia agar bisa menjangkau talenta yang tersembunyi.
"Di Indonesia, ada beranekaragam budaya dan karakter. Saya ingin Belantara Budaya Indonesia ini berdiri di daerah pelosok agar kami bisa menemukan bakat mereka," ucap dia.
Diah ingin anak-anak dan remaja belajar budaya Indonesia secara gratis tanpa harus membayar sepeser pun di Belantara Budaya Indonesia. Sebaliknya, ia ingin anak-anak dan remaja yang belajar di yayasannya jadi sosok yang berdaya dan punya mimpi.
"Yayasan ini juga menyasar anak-anak dan remaja dari kalangan menengah ke bawah yang kesulitan ekonomi, untuk diberikan latihan tari gratis," jelas Diah.
