Midian Sirait Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional oleh Universitas Kristen Indonesia

Penghargaan terhadap adat budaya Batak menjadi benih dari pemikiran dan tindakan Prof Dr Midian yang mampu mempertemukan pemikiran tradisonal dan modern dalam medium budaya masyarakat yang terbuka.

oleh Tim News diperbarui 11 Des 2024, 19:55 WIB
Diterbitkan 11 Des 2024, 17:50 WIB
Penghargaan terhadap adat budaya Batak menjadi benih dari pemikiran dan tindakan Prof Dr Midian yang mampu mempertemukan pemikiran tradisonal dan modern dalam medium budaya masyarakat yang terbuka.
Penghargaan terhadap adat budaya Batak menjadi benih dari pemikiran dan tindakan Prof Dr Midian yang mampu mempertemukan pemikiran tradisonal dan modern dalam medium budaya masyarakat yang terbuka. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Penghargaan terhadap adat budaya Batak menjadi benih dari pemikiran dan tindakan Prof Dr Midian yang mampu mempertemukan pemikiran tradisonal dan modern dalam medium budaya masyarakat yang terbuka.

Selain itu, perkembangan semangat patriotisme-nasionalisme tumbuh melalui sekolah pertukangan Jepang, di mana, Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dan beragam latar belakang sosial peserta sekolahnya dari berbagai daerah.

"Semangat patriotisme dan nasionalisme tumbuh bersamaan dengan proses ikut serta menjadi pejuang langsung dalam mempertahankan kemerdekaan," ujar Sekretaris Umum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Andaru Sasnyoto saat Seminar Nasional bertajuk 'Perjuangan Prof Dr Midian Sirait dalam Pembangunan Kesehatan di Bidang Formasi dan Obat di Indonesia sebagai Wujud Pemenuhan Hak Asasi Manusia' di Graha William Soeryadjaya, Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, Jakarta, Selasa 10 Desember 2024, yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Rabu (11/12/2024).

Dia mengatakan, pendidikan di Jerman memberikan pematangan pemikiran dan keterlibatan yang lebih jauh dalam perkembangan negara dan bangsa.

"Masa Pendidikan dari 1956-1961 dalam waktu yang relatif cepat, dapat menyelesaikan studi menjadi Sarjana Farmasi hingga Doktor Bidang Pengetahuan Alam, fitokimia," terang Andaru.

Menurutnya, melalui organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Midian Sirait mendorong agar pemerintah lebih menaruh perhatian terhadap masalah-masalah pembangunan.

Lalu mengkritik pemerintah yang membuat Front nasional menjadi tempat yang leluasa untuk berperannya faktor komunis atau PKI dalam politik nasional dan menempatkan Pancasila sebagai alat untuk membelah masyarakat pro dan anti revolusi.

"Pada sisi lain melalui PPI juga melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pembebasan Irian barat daari Belanda dan menyatukan atau mengintegrasikan sebagai bagian dari Republik Indonesia (RI)," papar Andaru.

 

Keterlibatan dalam Pembaruan Politik

Upacara Ziarah Nasional dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2024
Wakil Presiden RI Gibran Rakabumi Raka memberikan penghormatan kepada para pahlawan di TMPN Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2023).

Menurut Andaru, Midian Sirait setelah menempuh Pendidikan di Jerman kembali ke Indonesia sebagai bagian dari panggilan tanggungjawab dan cinta tanah air.

Dia mengatakan, keterlibatan dalam pembaruan politik melalui dukungan terhadap gerakan mahasiswa untuk demokrasi dan perbaikan kehidupan rakyat.

"Di tengah arus perubahan politik yang cepat dan keterbukaan atau reformasi Prof Midian mendorong dibentuknya partai politik yang secara khusus menyuarakan kepentingan-kepentingan dan nilai kristiani dan hak-hak asasi manusia," papar Andaru.

"YPDT inisiatif awalnya dimulai dan digerakkan oleh Midian Sirait," sambung dia.

Andaru mengatakan, dengan adanya kasus HKBP ada keprihatinan keterpecahan yang meluas di kalangan masyarakat Batak, perlu suatu modus yang mempertemuakan semua kepentingan masyarakat di Kawasan Danau Toba.

"Dan itu kebetulan adalah kepentingan lingkunagan Kawasan Danau Toba yang dirasakan terus mengalami ketetinggalan bahkan kemerosotan perhatian terhadap kondisi lingkungan danau Toba," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Lucia Rizka Andalusia mengapresiasi setinggi-tingginya peran jasa Prof Dr Midian Sirait dalam mempelopri sistem pengawasan obat dan makanan secara nasional.

"Pengaturan, pengendalian, dan pengawasan di bidang kefarmasian telah dapat ditata dan dilaksanakan dengan baik. Terutama dengan pembagian peran pusat dan daerah yang merupakan buah pemikiran Prof Dr Midian Sirait," papar dia.

 

Alasan Layak Diusulkan

Ziarah makam pahlawan nasional yang juga seorang ulama, HOS Cokroaminoto. (Foto: Heni Purwono untuk Liputan6.com)
Ziarah makam pahlawan nasional yang juga seorang ulama, HOS Cokroaminoto. (Foto: Heni Purwono untuk Liputan6.com)

Lucia mengemukakan, tata Kelola supply chain obat dan vaksin yang efisien dan efektif sehingga ketersediaan dan akses masyarakat terhadap produk Kesehatan dapat berjaga merupakan hasil dari kebijakan Prof. Dr. Midian Sirait.

"Jasa Prof Dr Midian Sirait dalam mewujudkan tata Kelola obat yang bermanfaat untuk menjamin khasiat, keamanan, dan mutu di Indonesia sangat penting," jelas dia.

Hal Senada disampaikan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM RI) tahun 2001-2006 Sampurno. Dia menuturkan, peran Midian Sirait mendirikan Perusahaan Umum (Perum) tidak bisa dianggap sebelah mata.

"Membangun Pabrik Obat Esensial Nasional di Cibitung dengan soft loan dan grant dari Pemerintah Italia adalah salah satu peran Prof. Dr. Midian Sirait," ucap dia.

Menurut Sampurno, produksi obat Inpres dengan daftar A, B, dan C untuk menjamin ketersediaan obat terutama di Puskesmas seluruh Indonesia.

"Belakangan program strategis ini discontinue, penyediaan obat sector publik dilakukan melalui mekanisme pasar bebas," tandas Sampurno.

Kemudian, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Asren Nasution menuturkan, Midian Sirait menjadi teramat layak untuk untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.

"Prof Dr Midian Sirait menjadi teramat layak untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional," imbuh Asren.

Diakui Asren, Midian Sirait bukan hanya pejuang dalam kemerdekaan, akan tetapi juga salah satu pelopor farmasi di Indonesia.

"Beliau (Midian Sirait) cerdas dan peduli dalam perjuangan bangsa, agak jarang prajurit itu sebagai pemikir atau memilih daya nalar. Ternyata, beliau bukan Naga Bonar. Tetapi beliau angkat senjata, berpikir, dan menjadi guru besar," terang dia.

 

Hadirkan Sejumlah Pakar dan Sejarawan

Dalam Seminar Nasional untuk mencari dukungan mengusulkan Midian Sirait sebagai Pahlawan Nasional, UKI dan YPDT melakukan nota kesepahaman. Tampak Dekan Fisipol UKI Verdinand Robertua dan Ketua Umum YPDY Matuap Siahaan menandatangani nota kesepahaman tersebut.

"Pada bulan Oktober tahun ini Fisipol UKI sudah memasuki 30 tahun, dan Prof. Midian Sirait salah satu pelopor Fisipol UKI," tandas Verdinand.

Sebelumnya, Universitas Negeri Medan (Unimed) menggelar seminar nasional dengan menghadirkan sejumlah pakar dan sejarahwan mengkaji secara ilmiah terkait kelayakan mengusulkan Prof. Dr. Midian Sirait sebagai pahlawan nasional dari Sumatera Utara kepada pemerintah pusat.

Sejumlah pakar yang menjadi pemateri dalam seminar yang digelar di Biro Rektor Unimed, Selasa 29 Oktober 2024, di antaranya Guru Besar Sejarah, BRIN Jakarta Asvi Warman Adam, Guru Besar Unimed Syawal Gultom, Guru Besar Sejarah Unimed Phil Ichwan Azhari, Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos RI Mira Riyati Kurniasih, dan Ahli Farmasi, Jakarta Sampurno.

Midian Sirait lahir di Lumban Sirait, Sumatera Utara pada 12 November 1928. Di usia 83 tahun, tepatnya Minggu, 9 Desember 2011 sekitar pukul 09.25, meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.

Midian meninggalkan tiga anak, diantaranya Sondang Sirait (61), Poltak Sirait (60), dan Sinta Sirait (55), serta empat cucu.

Midian dimakamkan di tanah kelahirannya di Porsea, Sumatera Utara, Rabu, 12 Januari 2011. "Bapak bisa bisa di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, tapi permintaan beliau dimamakamkan di tanah kelahirannya bersama mama kami (Dra. Ellen Kunze boru Situmorang-red),"ujar Poltak.

Midian dianugerahi Tanda Kehormatan RI Bintang Mahaputera Utama yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada Jumat 13 Agustus 2010 di Istana Merdeka. Tanda Kehormatan ini dianugerahkan kepada tokoh yang dianggap berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Infografis 6 Pahlawan Nasional 2018
Infografis 6 Pahlawan Nasional 2018. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya