Â
Liputan6.com, Jakarta - Isu pertemuan antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto diminta tidak langsung dikaitkan dengan kemungkinan PDIP bergabung dalam pemerintahan Prabowo.
Advertisement
"Saya menangkap jangan dikerangkakan dalam kerangka mau koalisi. Berikan kesempatan pertemuan kedua beliau original, enggak usah didesain, enggak usah terlalu dikonstruksikan untuk masuk kabinet misalnya," ujar politikus PDIP Aria Bima di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, dikutip Senin (12/1/2025).
Advertisement
Aria menilai pertemuan tersebut memiliki niat yang positif karena akan membawa dampak yang menyejukkan bagi bangsa.
"Pertemuan itu baik, apalagi dengan tujuan yang baik antara kedua tokoh akan memberikan kesejukan dalam program dinamika bangsa ini ke depan," kata Aria.
Dia meyakini Megawati dan Prabowo akan bertemu. Terlebih Ketua Umum PDIP dan Ketua Umum Partai Gerindra itu tak ada persoalan, bahkan bersahabat.
"Menurut saya, saya yakin pasti akan ketemu. Kalau pertemuan itu terjadi, maka ada pertalian batin dan pertalian pikiran antara Ibu Mega dan Pak Prabowo," tutur Aria.
Â
Ingin Dibuatkan Nasi Goreng
Sebelumnya, Megawati mengaku dibisiki bahwa ada seseorang yang ingin kembali dibuatkan nasi goreng.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di acara hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP, Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2025.
Menu nasi goreng pernah disajikan Megawati saat pertemuan dengan Prabowo pada Rabu, 24 Juli 2019. Kala itu, Prabowo bertandang ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Â
Advertisement
Bisa Kirim Orang Kepercayaan
Namun, permintaan itu urung dilakukan lantaran dirinya tengah mumet. Soal pertemuan, dia sejatinya bisa mengirimkan orang kepercayaannya.
"Bu, ada yang udah minta nasi goreng. Oh, nasi goreng. Aku aja lagi mumet, anak-anakku banyak yang enggak jadi. Lah gitu loh. Emangnya enggak boleh, boleh lah. Tapi kan prinsip. Kalau aku perlu situ kan enggak perlu ketemu toh. Aku bisa kok ngirim orang. Sampe. Gitu loh. Itu apa namanya, strategi politik. Ngono wae kok ra iso," kata Megawati.
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com