Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi NasDem, Rajiv mengaku geram setelah menerima video yang menunjukkan kecurangan oknum pedagang beras nakal menukar karung beras Bulog dengan karung beras premium.
Kegeraman Rajiv diungkapkan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Direktur utama Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan Komisi IV DPR RI, di kompleks Parlemen, Selasa 4 Februari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun sepakat untuk melaporkan ke polisi, namun Rajiv juga menanyakan peran pengawasan Bulog yang seharusnya bisa mencegah kecurangan ini.
Advertisement
“Saya mendapat video, ini (terjadi) akhir 2024 Desember, beras Bulog ditukar dengan karung premium, tadi sama kepala Bapanas mengatakan kalau ada tukar karung kita tukar polisi, iya saya sepakat, tapi fungsi pengawasan bulog bagaimana?” tanya Rajiv dalan keterangan tertulisnya, Rabu (5/2/2025).
Rajiv khawatir, jika pengawasan Bulog tidak berjalan dan tidak ada sanksi pada pelaku pedagang beras nakal, maka akan mengganggu program swasembada pangan yang merupakan program utama pemerintah.
“Karena kalau ini eggak diberesin, saya khawatir swasembada pangan terganggu, nanti ketika panen jangan sampai Bulog enggak bisa menyerap karena perilaku curang oknum pedagang, ujung-ujungnya harga gabah turun, gagal lagi swasembada pangan,” ujar Rajiv.
Tukar Karung Bulog Mengemuka di RDP
Legislator asal daerah pemilihan Jawa Barat II ini juga mengkritik Dirut Bulog yang kerap mengatakan dipanggil atau menemui Presiden kepada peserta RDP, sehingga terkesan menjadi pembenaran atas semua tindakan Bulog selama ini
“Jadi enggak usah banyak bilang dipanggil pak Presiden, kita semua di sini bela Presiden Pak,” tegas Rajiv.
Masalah tukar karung Bulog mengemuka dalam RDP Kepala Bapanas dan BUMN Pangan dengan Komisi IV, Rajiv mengaku menerima video amatir dari salah satu pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang berisi aksi pengemasan ulang beras SPHP Bulog ke dalam karung beras premium untuk dijual dengan harga yang lebih mahal.
Advertisement