Liputan6.com, Jakarta - Cucu dari Ngadini Soepratini, yang merupakan kakak Wage Rudolf Supratman (WR. Supratman), Endang Wahyuningsih Josoprawiro, menceritakan sejarah proses terciptanya lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Hal ini disampaikan Endang dalam talkshow bertajuk Memaknai Hari Musik Nasional 2025 dengan Semangat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, di Plaza Insan Berprestasi, Jakarta Pusat, Minggu (9/3/2025).
Baca Juga
“Sejarahnya sebenarnya pembuatan lagu Indonesia Raya. Jadi waktu itu, ada mungkin beberapa tahun lalu diminta untuk membuat lagu kebangsaan sebagai persiapan untuk menuju ke Indonesia yang merdeka. Nah, kemudian waktu itu WR buat lagu itu cukup lama prosesnya, setahun sampai dua tahun, (proses pembuatan) mulai tahun 1924,” kata Endang.
Advertisement
Endang menjelaskan bahwa seluruh kisah tersebut terangkum dalam surat yang ditulis oleh Rukiyem, kakak kandung WR. Supratman. Ia juga mengungkapkan bahwa WR. Supratman pernah dibawa ke Makassar untuk membentuk grup jazz bernama Black and White.
“Di Makassar mereka membuat grup jazz namanya Black and White, grup jazz Belanda gitu ya. Jadi memang dia musisi yang cukup artis lah,” jelasnya.
Namun, karena memiliki rasa nasionalisme yang tinggi sehingga WR. Supratman memutuskan untuk meninggalkan band tersebut dan memulai karir dari awal sebagai seorang wartawan.
“Beliau berpikir, saya punya semua harta ini tapi saya tidak bahagia, saya mau melepaskan semua harta ini dan saya mulai dari nol. Saya mau berbakti untuk biar kita bisa merdeka,” ucap Endang.
Punya 3 Stanza
Selain itu, lanjut dia, lagu Indonesia Raya sebenarnya memiliki 3 stanza dengan makna yang mendalam disetiap bagiannya.
“Stanza pertama itu adalah perkenalan Indonesia, dengan semua kelebihan tanah air yang kaya, subur, dan stanza kedua itu adalah doa, doa untuk agar Indonesia bisa merdeka,” kata Endang.
“Dan stanza ketiga itu adalah janji sakti, kita harus bisa merdeka,” lanjutnya.
Endang mengaku terharu ketika mendengar alunan lagu Indonesia Raya ketika dikumandangkan baik hanya satu stanza maupun tiga stanza.
“Pasti kalau Bapak Ibu mendengarkan atau menyanyikan lagu Indonesia Raya, pasti ada rasa terharu sedikit menitikan air mata. Apalagi kalau seandainya 3 stanza ini dinyanyikan berbarengan. Itu lebih mendalam lagi rasanya,” tutur Endang.
Advertisement
Seorang Visioner
Dia mengakui bahwa WR. Supratman dapat dikatakan sebagai seorang visioner dalam memikirkan jangka panjang dengan menciptakan lagu Indonesia Raya tanpa mengetahui pasti kapan Indonesia merdeka saat itu.
“WR. Supratman sebagai seorang visioner. Pada tahun itu, 1924 sudah menciptakan lagu yang memikirkan nanti untuk merdeka beberapa tahun kemudian yang beliau pun tidak tahu,” tutup Endang.
