Liputan6.com, Jakarta - Massa dari pelbagai elemen masyarakat turun menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPR/MPR Jakarta Pusat pada Kamis (20/3/2025). Mereka menyampaikan aspirasi menolak revisi Undang-Undang TNI.
Pantauan Liputan6.com, aksi unjuk rasa diwarnai aksi bakar-bakar. Hal itu terjadi ditengah orator sedang menyampaikan aspirasi.
Baca Juga
Tiba-tiba terlihat asap pekat disertai kobaran api membubung tinggi di area depan persisnya di gerbang Utama Gedung DPR/MPR. Rupanya, mahasiswa menyiramkan bensin dan menyulutkan dengan korek api.
Advertisement
Tak ayal, besi-besi pagar menghitam dilumat si jago merah.
Kejadian itu langsung menyedot perhatian orator dan Mahasiswa lain. Namun, kepolisian dengan cepat menyemprotkan air menggunakan mobil water canon.
Tindakan itu menyulut emosi massa. Mereka ramai-ramai menghardik aparat keamanan.
Beruntung api itu pun akhirnya berhasil dipadamkan. Hingga berita ini ditulis, mahasiswa tetap bertahan meski sempat diguyur hujan rintik-rintik.
Sebanyak 5.021 personel gabungan sebelumnya dikerahkan untuk mengawal jalannya aksi demonstrasi dari sejumlah elemen mahasiswa terkait Revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI). Unjuk rasa rencananya akan digelar di Gedung DPR RI Jakarta Pusat pada Kamis (20/3/2025).
"Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari Mahasiswa dan beberapa Aliansi, kami melibatkan 5.021 personel gabungan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).
Susatyo mengatakan, personel gabungan meliputi dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI dan instansi terkait. Mereka akan disebar di sekitar Gedung DPR RI.
Selain itu, pengamanan juga dilakukan untuk mencegah massa aksi masuk ke dalam Gedung DPR RI.
Pengalihan Arus Lalu Lintas
Pengalihan arus lalu lintas di depan Gedung DPR RI bersifat situasional. Susatyo menyebut, rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dinamika situasi di lapangan.
Selain itu, Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.
Susatyo juga mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa.
"Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di sekitaran Gedung DPR RI," ucap Susatyo.
Lebih lanjut, Susatyo menyebut personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata dan tetap menghargai massa aksi yang akan menyampaikan pendapatnya.
Advertisement
Infografis
