Hari Bumi ke-55: 'Kekuatan Kita, Planet Kita', Aksi Nyata untuk Masa Depan

Peringatan Hari Bumi ke-55 pada 22 April 2025 mengusung tema 'Kekuatan Kita, Planet Kita', mengajak aksi nyata global untuk energi terbarukan demi masa depan berkelanjutan.

oleh Nila Chrisna Yulika Diperbarui 22 Apr 2025, 08:35 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 08:35 WIB
Sejarah Hari Bumi yang Terinpirasi dari Gerakan Mahasiswa Anti-Perang
Ilustrasi Hari Bumi. (dok. Unsplash/ Noah Buscher)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hari Bumi diperingati setiap tanggal 22 April, dan tahun 2025 menandai peringatan ke-55 sejak pertama kali dirayakan pada tahun 1970. Peringatan ini diprakarsai oleh Senator Gaylord Nelson dari Amerika Serikat sebagai respons terhadap kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. 

Tema Hari Bumi 2025, "Kekuatan Kita, Planet Kita", menekankan pentingnya tanggung jawab bersama untuk beralih ke energi terbarukan dan membangun masa depan yang lebih lestari. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menjaga bumi bagi generasi mendatang.

Peringatan Hari Bumi 2025 jatuh pada hari Selasa, pekan ketiga bulan April. Tema 'Kekuatan Kita, Planet Kita' mengajak masyarakat, organisasi, dan pemerintah untuk berperan aktif dalam transisi menuju energi terbarukan. 

Sasaran ambisius ditetapkan untuk menggandakan produksi energi terbarukan pada tahun 2030, dengan fokus pada sumber energi bersih seperti panas bumi, tenaga air, dan tenaga pasang surut. Hal ini menunjukkan urgensi global dalam mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Meskipun di Indonesia, Hari Bumi mungkin belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kedua peringatan ini memiliki tujuan yang sama: mendorong kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Peringatan Hari Bumi bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk menggugah kesadaran dan mengajak aksi nyata dalam menjaga kelestarian bumi. Memahami sejarah dan tujuan peringatan ini akan semakin memperkuat komitmen kita untuk menjaga warisan bumi bagi generasi mendatang.

Sejarah dan Tujuan Hari Bumi

Sejarah Hari Bumi bermula dari keprihatinan Senator Gaylord Nelson terhadap kerusakan lingkungan di Amerika Serikat. Insiden tumpahan minyak besar di Santa Barbara pada 1969 menjadi titik balik yang mendorong Nelson untuk menginisiasi gerakan perlindungan lingkungan. Tanggal 22 April 1970 dipilih sebagai hari peringatan pertama, dan berhasil menarik jutaan warga Amerika untuk berpartisipasi dalam berbagai aksi lingkungan.

Sejak saat itu, Hari Bumi berkembang menjadi gerakan global. Meskipun ada perbedaan tanggal peringatan, dengan PBB menetapkan 20 Maret sebagai Hari Bumi, semangatnya tetap sama. Lebih dari 175 negara kini merayakan Hari Bumi, yang dikoordinasikan oleh Earth Day Network. Tujuan utama peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet Bumi, serta mendorong aksi nyata untuk melindungi lingkungan dan melestarikan sumber daya alam untuk generasi mendatang.

Di Indonesia, meskipun mungkin belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Hari Bumi tetap relevan dan penting. Peringatan ini menjadi pengingat akan tanggung jawab bersama dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan planet kita. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Hari Bumi dan mengajak partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan.

Cara Merayakan Hari Bumi

Merayakan Hari Bumi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara individu maupun kolektif. Berikut beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan:

  • Mengurangi penggunaan energi fosil dengan beralih ke energi terbarukan atau menggunakan transportasi umum.
  • Berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih lingkungan di sekitar kita.
  • Menanam pohon dan tanaman lokal untuk meningkatkan keanekaragaman hayati.
  • Mengurangi sampah dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle.
  • Mendukung daur ulang dan membeli produk ramah lingkungan.
  • Mengikuti edukasi dan kampanye lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran.

Dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Perbedaan Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesadaran lingkungan. Namun, keduanya memiliki sejarah yang berbeda. Hari Bumi lahir dari gerakan masyarakat akar rumput di Amerika Serikat, sementara Hari Lingkungan Hidup Sedunia dideklarasikan oleh PBB pada tahun 1972.

Meskipun berbeda latar belakangnya, kedua peringatan ini sama-sama penting dalam mendorong aksi nyata untuk melindungi lingkungan. Baik Hari Bumi maupun Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengajak kita untuk bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian bumi untuk generasi mendatang. Penting untuk memahami perbedaan dan kesamaan keduanya agar kita dapat lebih efektif dalam berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

Peringatan Hari Bumi hendaknya tidak hanya menjadi seremonial belaka, tetapi harus diiringi dengan komitmen dan aksi nyata untuk menjaga kelestarian bumi. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh umat manusia, dan kesadaran untuk menjaga alam perlu ditanamkan sejak dini dan terus dipupuk agar bumi tetap lestari hingga masa depan.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya