Negosiasi Tarif Impor Indonesia ke AS Sudah Sampai di Fase Teknis

Pemerintah Indonesia dan AS secara substansial menyepakati negosiasi yang lebih intensif dengan membuka ruang dialog, serta memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara detail dalam dua minggu.

oleh Agustina Melani Diperbarui 25 Apr 2025, 18:57 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2025, 16:15 WIB
Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat di Washington DC, Jumat (25/4/2025). (Foto: ekon.go.id)
Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat di Washington DC, Jumat (25/4/2025). (Foto: ekon.go.id)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, langkah Indonesia diapresiasi sejak pertemuan pertama hingga kini dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) atau USTR dan semua stakeholder di AS.

Sejak diumumkannya kebijakan tarif resiprokal atau tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS), sejumlah negara yang terdampak telah menyampaikan respons melalui berbagai upaya. Salah satunya Pemerintah Indonesia yang secara langsung bertandang ke Amerika Serikat untuk melakukan negosiasi dengan pihak terkait.

Upaya negosiasi dan diplomasi perdagangan dengan Amerika Serikat tersebut telah berhasil dilaksanakan lewat serangkaian pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat. 

Selain menindaklanjuti hasil pertemuan dengan United States Trade Representative (USTR) Jamieson Greer dan Secretary of Commerce AS Howard Lutnick melalui pembahasan di tingkat teknis, Delegasi Indonesia juga telah melakukan pertemuan dengan Secretary of Treasury Scott Bessent dan Director of the National Economic Council Kevin Hassett.

Pertemuan Melibatkan Seluruh Unsur Pemerintah, Asosiasi, dan Badan Usaha

Untuk mendukung upaya negosiasi tersebut, Pemerintah Indonesia juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para pengusaha dan asosiasi bisnis, antara lain Semiconductor Industry Association (SIA), USABC, USINDO, Amazon, Microsoft, dan Google, dalam rangka penguatan kerja sama antara Indonesia dan AS di berbagai sektor. 

"Sejak pertemuan pertama dengan USTR sampai hari ini, pertemuan dengan semua stakeholder di Amerika Serikat, baik dari pihak Pemerintah, asosiasi, maupun dunia usaha. Secara keseluruhan, baik itu Pemerintah Amerika Serikat, asosiasi, maupun dunia usaha mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Indonesia,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat di Washington DC, Jumat (25/4/2205).

Tawaran Indonesia Secara Berimbang dengan 5 Manfaat

Perkembangan Terkini Negosiasi Perdagangan Indonesia-AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers tentang Perkembangan Terkini Negosiasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat yang digelar secara virtual dari Washington DC, Jumat (18/4/2025). (Dok Kemenko Perekonomian) ... Selengkapnya

Dalam proses perundingan dan negosiasi, Indonesia berupaya mengedepankan kepentingan nasional dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat.

Permintaan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Amerika Serikat yang mengacu pada kepentingan nasional tersebut dirancang secara berimbang.

Permintaan tersebut setidaknya akomodasi 5 manfaat yakni menjawab memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional, memperjuangkan akses pasar Indonesia ke Amerika Serikat khususnya dengan kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia.

Selain itu, deregulasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha, perdagangan, dan investasi yang akan menciptakan lapangan pekerjaan, memperoleh nilai tambah dengan kerjasama supply chain atau rantai pasok industri strategis dan critical minerals, serta akses ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang, antara lain kesehatan, pertanian, dan renewable energy.

Fase Negosiasi Teknis

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat secara substansial menyepakati negosiasi yang lebih intensif dengan membuka ruang dialog, serta memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara detail dalam dua minggu ke depan, untuk mendapatkan solusi konstruktif dan saling menguntungkan guna memperkuat kemitraan ekonomi strategis antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

Kesempatan tersebut juga menjadi momentum yang tepat untuk mendorong reformasi struktural yang saat ini tengah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mendorong perdagangan dan investasi.

Indonesia Mendapatkan Apresiasi

Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat di Washington DC, Jumat (25/4/2025). (Foto: ekon.go.id)
Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat di Washington DC, Jumat (25/4/2025). (Foto: ekon.go.id)... Selengkapnya

Selain kesepakatan tersebut, pada 23 April 2025 delegasi Indonesia dan pihak USTR juga telah menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) terkait Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment, and Economic Security sebagai landasan bagi kelanjutan pembahasan di tingkat teknis.

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Indonesia akan melakukan pendekatan serta konsultasi internal dengan pemangku kepentingan dalam negeri, dengan tetap akan terus berkomunikasi dengan pihak Amerika Serikat untuk melanjutkan proses negosiasi bagi kepentingan bersama kedua negara. 

Sejalan dengan yang disampaikan Menko Airlangga, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyampaikan Indonesia mendapatkan apresiasi atas respons untuk melakukan dialog dan negosiasi tersebut.

Selain itu, apresiasi juga diberikan atas proposal Indonesia yang disampaikan oleh Menko Airlangga dimana termasuk menjadi salah satu proposal paling lengkap dan detail yang menggambarkan kerja sama saling menguntungkan.

"Karena outlook pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan dan perdagangan juga, volume-nya juga akan terkena penurunan, maka tentu kita di dalam negeri, seluruh pelaku ekonomi ya kita harus bersiap-siap dan juga perlu mencari alternatif pasar baru dan karena persaingan akan semakin ketat. Tentu kita harus mendorong competitiveness ataupun bagaimana daya saing itu diperkuat. Dan yang ketiga kita perlu juga melakukan intraperdagangan yang lebih dalam dengan rekan kita di ASEAN,” pungkas Menko Airlangga.

 

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya