Impian Bu Een yang ingin memiliki sanggar belajar sejak 2012 lalu segera terwujud. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, segera membangun sanggar impian perempuan bernama asli Een Sukaesih itu di sebelah rumahnya yang beralamat di beralamat di Dusun Batukarut RT 01/06, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka.
"Pak Kepala Dinas dan masyarakat mengusulkan agar nama sanggar tersebut diberi nama Rumah Pintar Bu Een Sukaesih saja. Saya bilang mohon maaf Bapak, saya tidak terima. Alasannya saya takut riya, saya manusia biasa yang sangat lemah," tutur Bu Een kepada Liputan6.com di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (23/7/2013).
Bu Een mengatakan, Rumah Pintar itu nantinya ada ruang perpustakaan, ruang belajar, dan ruang pentas seni. Jadi bisa berfungsi bagi semua komponen masyarakat. "Jadi serba guna, bisa berfungsi untuk semua kalangan. Bisa untuk para siswa, masyarakat, karang taruna, dan ibu-ibu PKK," ujar Bu Een.
Dia menjelaskan, Rumah Pintar itu nantinya akan diberikan secara cuma-cuma alias gratis bagi semua komponen masyarakat. "Insya Allah akan gratis. Dari Dompet Dhuafa mengatakan bila Rumah Pintar sudah ada, akan dibantu tenaga relawan. Jadi, kebiasaan saya di sini selama ini memang tidak memungut biaya. Karena, mengingat kondisi ekonomi saat ini, tidak semuanya mampu. Untuk beli lembar kerja siswa saja susah," jelasnya.
Tahap awal pembangunan Rumah Pintar akan dilakukan dengan merenovasi kamar Bu Een menjadi ruang belajar. Sedangkan tahap kedua akan dibangun Rumah Pintar yang terletak di belakang rumah Bu Een.
Kamar Bu Een yang semula berukuran 2x4 meter akan diperluas menjadi 5x4 meter. Sementara pembangunan Rumah Pintar yang berada di belakang rumah Bu Een berukuran 16x14 meter. "Alhamdulillah dapat dukungan dan bantuan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Pemkab Sumedang, khususnya Dinas Pendidikan, serta para donatur," katanya.
Bantuan dari donatur berupa semen, pasir, dan batu bata. "Ada juga yang sudah menawarkan tenaga relawan atau tenaga pengajar dari dompet dhuafa," ujar Bu Een. Rumah Pintar dipersembahkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Rencananya peletakan batu pertama akan dihadiri Bupati Sumedang, Endang Sukandar, dan Anggota DPD dari Provinsi Jabar Mohamad Surya pada Rabu 24 Juli.
Bu Een lumpuh sekujur tubuhnya akibat penyakit radang sendi rheumatoid arthritis selama 26 tahun. Namun cintanya pada dunia pendidikan tidak padam oleh penyakitnya. Bu Een tetap mengajar dari pembaringannya. Gratis!
Pengabdian Bu Een yang akan berulang tahun ke-50 pada 10 Agustus mendatang ini membuatnya meraih penghargaan spesial dari Liputan 6 Award. Special award itu diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Juri Jusuf Kalla. Impiannya bertemu Presiden SBY pun tercapai. (Eks)
"Pak Kepala Dinas dan masyarakat mengusulkan agar nama sanggar tersebut diberi nama Rumah Pintar Bu Een Sukaesih saja. Saya bilang mohon maaf Bapak, saya tidak terima. Alasannya saya takut riya, saya manusia biasa yang sangat lemah," tutur Bu Een kepada Liputan6.com di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (23/7/2013).
Bu Een mengatakan, Rumah Pintar itu nantinya ada ruang perpustakaan, ruang belajar, dan ruang pentas seni. Jadi bisa berfungsi bagi semua komponen masyarakat. "Jadi serba guna, bisa berfungsi untuk semua kalangan. Bisa untuk para siswa, masyarakat, karang taruna, dan ibu-ibu PKK," ujar Bu Een.
Dia menjelaskan, Rumah Pintar itu nantinya akan diberikan secara cuma-cuma alias gratis bagi semua komponen masyarakat. "Insya Allah akan gratis. Dari Dompet Dhuafa mengatakan bila Rumah Pintar sudah ada, akan dibantu tenaga relawan. Jadi, kebiasaan saya di sini selama ini memang tidak memungut biaya. Karena, mengingat kondisi ekonomi saat ini, tidak semuanya mampu. Untuk beli lembar kerja siswa saja susah," jelasnya.
Tahap awal pembangunan Rumah Pintar akan dilakukan dengan merenovasi kamar Bu Een menjadi ruang belajar. Sedangkan tahap kedua akan dibangun Rumah Pintar yang terletak di belakang rumah Bu Een.
Kamar Bu Een yang semula berukuran 2x4 meter akan diperluas menjadi 5x4 meter. Sementara pembangunan Rumah Pintar yang berada di belakang rumah Bu Een berukuran 16x14 meter. "Alhamdulillah dapat dukungan dan bantuan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Pemkab Sumedang, khususnya Dinas Pendidikan, serta para donatur," katanya.
Bantuan dari donatur berupa semen, pasir, dan batu bata. "Ada juga yang sudah menawarkan tenaga relawan atau tenaga pengajar dari dompet dhuafa," ujar Bu Een. Rumah Pintar dipersembahkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Rencananya peletakan batu pertama akan dihadiri Bupati Sumedang, Endang Sukandar, dan Anggota DPD dari Provinsi Jabar Mohamad Surya pada Rabu 24 Juli.
Bu Een lumpuh sekujur tubuhnya akibat penyakit radang sendi rheumatoid arthritis selama 26 tahun. Namun cintanya pada dunia pendidikan tidak padam oleh penyakitnya. Bu Een tetap mengajar dari pembaringannya. Gratis!
Pengabdian Bu Een yang akan berulang tahun ke-50 pada 10 Agustus mendatang ini membuatnya meraih penghargaan spesial dari Liputan 6 Award. Special award itu diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Juri Jusuf Kalla. Impiannya bertemu Presiden SBY pun tercapai. (Eks)