Dalam 2 bulan terakhir, rentetan penembakan terhadap anggota kepolisian terjadi. 4 Polisi meninggal dunia karena ditembak orang tak dikenal. Meski polisi telah mengidentifikasi tersangka pelaku teror dengan sasaran anggota kepolisian. Sejauh ini 2 pria yang menjadi target perburuan belum tertangkap.
Kemudian terjadi lagi penembakan terhadap polisi, Selasa 10 September 2013 malam. Publik kembali dikejutkan aksi teror yang merenggut nyawa Bripka Sukardi, anggota Provost Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Polairud).
Seperti ditayangan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (11/9/2013), akhir bulan Juli 2013 lalu, aksi teror dengan sasaran personel kepolisian mengejutkan publik. Aipda Patah Saktiyono, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat ditembak orang tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. 1 Tembakan yang dilepaskan pelaku merenggut nyawa abdi bhayangkara itu.
Kasus Aipda Patah belum juga terungkap. Aksi teror kembali terulang. Aiptu Dwiyana, anggota Polsek Metro Cilandak ditembak orang tak dikenal di Jalan Otista Raya, Ciputat. Pada dini hari itu, korban yang tengah dalam perjalanan menuju kantor.
Masih pada bulan yang sama, lagi-lagi aksi teror mengusik perhatian publik. Korban, yakni Aipda Kus Hendratmo yang akan mengikuti apel malam di Mapolsek Metro Pondok Aren di Jalan Graha Raya menjadi sasaran aksi teror. Korban tewas di tempat. Pelaku juga melepaskan tembakan ke arah rekan korban, Bripka Maulana yang sempat menabrak sepeda motor pelaku.
Serangkaian aksi teror memacu Polri bekerja ekstra keras. Tak sia-sia, penelusuran polisi menuntun ke kawasan Cipacing, Sumedang, Jawa Barat. Kawasan yang dikenal sebagai produsen senjata untuk berburu. Dari perajin senjata itu pula lah, polisi mengidentifikasi Nurul Haq dan Hendi Albar yang diduga kuat sebagai pelaku serangkaian aksi teror itu.
Benang merah, serangkaian aksi teror dengan korban abdi bhayangkara itu dilakukan jaringan Abu Roban sebagai reaksi kinerja Detasemen Anti Teror Polri.
Hingga saat ini, Mabes Polri belum berani menyimpulkan kasus yang menimpa Bripka Sukardi terkait terorisme atau bukan. Namun yang pasti, dari proyektil dan selongsong peluru, senjata pelaku teridentifikasi berjenis FN kaliber 4,5 milimeter. Salah satu bukti inilah yang menjadi modal penyidik untuk melakukan penelusuran. (Riz/Ism)
Energi & Tambang