`Marak Penembakan, Ini Darurat Kepolisian!`

Maraknya kasus penembakan terhadap polisi dinilai sudah sangat membahayakan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 14 Sep 2013, 10:59 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2013, 10:59 WIB
widodo-umar130214c.jpg
Kasus penembakan yang menimpa anggota polisi sejak Juli lalu, dinilai Pengamat Kepolisian dari PTIK Bambang Widodo Umar sangat mengkhawatirkan. Menurutnya, keadaan saat ini sudah membahayakan polisi.

"Ini darurat kepolisian," tegas Bambang dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).

Disebut darurat, lanjut Bambang, karena pada Orde Baru tidak ada kasus penembakan yang menimpa polisi. Ia pun menilai fenomena penembakan ini sebagai kondisi kepolisian yang kian melemah. Namun, Bambang melihat belum ada langkah konkret untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang.

"Sudah berapa orang polisi ditembaki, tapi upaya polisi dalam mencegah ini belum kelihatan," tuturnya.

Bambang memberi saran, seharusnya polisi segera melakukan patroli dengan menggunakan aparat Brimob. Supaya menimbulkan efek gertak pada pelaku penembakan. Bila perlu, lanjut pengamat tersebut, bisa juga polisi bekerja sama sementara waktu dengan TNI.

"Karena istri dan anak bintara itu ketakutan," tandas Bambang.

Aksi penembakan polisi telah terjadi 6 kali dalam tahun 2013 ini. Diawali pada 27 Juli 2013, anggota Satlantas Polres Metro Jakarta Pusat Patah Sektyono ditembak di Cireundeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Sepekan kemudian pada 7 Agustus 2013, anggota Satuan Binmas Polsek Cilandak Polres Metro Jakarta Selatan Aiptu Dwiyatna juga ditembak di Gang Mandor Jalan Otista Raya Ciputat, Tangerang Selatan.

Lalu pada 16 agustus 2013, terjadi penembakan terhadap anggota Satuan Babinkamtibmas Aiptu Kus Hendratmo dan anggota Satuan reserse Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan Bripka Ahmad Maulana. Penembakan terhadap keduanya terjadi di Jalan Graha Indah Pondok Aren Tangerang Selatan.

Polisi korban penembakan yang juga meninggal adalah anggota Provost Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri, Bripka Sukardi. Ia ditembak pada 10 September di depan gedung KPK Jalan Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta.

Sedangkan Brigadir Polisi Satu (Briptu) Ruslan Kusuma yang ditembak di tempat pencucian mobil Arema, Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok, Jawa Barat selamat. Ia hanya mengalami luka pada bagian paha kiri.

Penembakan terhadap Briptu Ruslan terjadi saat dirinya mencuci sepeda motor, dan sedang tidak berpakaian dinas pada Jumat 13 September pukul 18.45 WIB. usai menembak, motor Briptu Ruslan pun dibawa kabur. Kini, ia dirawat di RS Polri. (Tnt/Ary)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya