Ahok Blak-blakan Soal Pemicu Kemacetan Ibukota

Jelang setahun kepemimpinan, Ahok mengungkapkan secara blak-blakan faktor kemacetan Ibukota. Apa saja?

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 02 Okt 2013, 08:27 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2013, 08:27 WIB
ahok3-131001b.jpg
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya menyelesaikan persoalan karut-marut transportasi dan kemacetan Ibukota. Sejumlah program diluncurkan, di antaranya proyek MRT, Monorel hingga penambahan unit bus transjakarta. Meski dalam proses perbaikan, tanda-tanda terurainya kemacetan itu nampaknya kian pupus seiring munculnya program mobil murah dari pemerintah.

Jelang setahun kepemimpinan Jokowi-Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan secara blak-blakan faktor kemacetan Ibukota. Selain berbicara mobil murah, Ahok juga menyatakan persoalan terpenting kemacetan Jakarta ialah minimnya sarana transportasi yang nyaman.

Hal itu ia ungkapkan saat berbincang-bincang dengan Raden Trimutia Hatta dari Liputan6.com. Berikut hasil wawancara tersebut:

Liputan6.com: Kita juga menayangkan. Nah seperti ini, langsung bertanya kepada bapak.

Warga: Pak Jokowi, mobil murah dibatalin aja karena menambah kemacetan. Kalau buat saya, mobil murah sangat tidak efektif buat kelangsungan cita-cita Jakarta untuk mengurai kemacetan. Dan itu sangat tidak baik buat masa depan Jakarta.

Liputan6.com: Silakan ditanggapi Pak.

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Sekarang mobil mau nggak murah orang juga naik motor. Jadi idenya itu jangan dipolemikkan soal mobil murah. Idenya itu adalah bagaimana menyediakan transportasi murah bagi warga DKI yang tidak melebihi 10-15 persen UMP (Upah Minimum Provinsi) sebetulnya. Itu kuncinya gitu lho.

Jadi bagaimana orang hanya bayar Rp 250 ribu-Rp 300 ribu, dia bisa naik bus seenaknya. Maka kami menyediakan bus-bus gratis nanti. Motor juga tidak bisa masuk ke jalur-jalur yang bus gratis. Jadi harusnya kita fokusnya di situ. Jadi bukan soal mobil murahnya.

Liputan6.com: Terkait mobil murah, memang kekhawatiran warga bikin tambah macet. Soal kemacetan juga banyak teman-teman yang bertanya nih Pak. Seperti Ilyana. Apa sebenarnya yang buat macet? Kadang kala heran, tersendat jalan ternyata di depan malah lancar. Nah dia nanya nih penyebabnya.

Ada lagi dari Ellen Bimanta. Sering terjadi kemacetan di Balai Industri pertigaan dekat pom bensin. Bagaimana supaya tidak macet lagi? Silakan Pak.

Ahok: Faktor macet kan banyak. Salah satunya kendaraan ngetem, ojek, itu salah satu faktor. Itu yang mau kita prioritaskan, termasuk PKL. PKL keluar sedikit aja sudah menghalangi arus juga. Nah, hal-hal itu yang kita lagi bereskan.
 
Tapi yang benar faktor macet di Jakarta itu bahwa kami belum bisa menyediakan transportasi umum yang nyaman. Itu kuncinya.
 
Jadi kalau nanti sudah siap, misalnya contoh, kita sedang membangun bus way, tapi kita tidak konsisten. Busway ini kalau kita hitung tiap 3 menit, kebutuhan busnya mesti di atas 1.000. Tapi fakta 9 tahun hanya 600. 600 unit pun setelah 9 tahun jalan, 40 persen itu tidak layak jalan.

Jadi sekarang gimana mau dorong orang pindah ke transportasi umum kalau transportasi umumnya tidak aman tidak nyaman, dan hubungannnya tidak enak. Siapa yang mau pindah?
 
Lalu begitu ini macet, saya pasti lebih memilih macet di dalam kendaraan pribadi dari pada macet di kendaraan umum. Tapi kalau kendaraan umumnya sudah lengkap, sudah beli lengkap, kami akan membuat yang naik kendaraan pribadi itu merasa iri. Kenapa? Karena jalur busway ini akan lancar. Tidak seperti sekarang. Kalau sekarang saya larang juga tidak enak. Karena kita juga belum bisa menyediakan.

Jadi ketika busway sudah lengkap busnya, integrasi telah masuk, kalau Anda bawa mobil masuk ke jalur busway, saya tidak mau apa-apain Anda. Saya foto pelat nomor Anda berapa, saya blokir STNK Anda. Dan di dalam Undang-Undang Lalu Lintas, kalau 2 tahun tidak menyambung STNK, maka kendaraan Anda 'dicolek' bukunya dari Jakarta.
 
Liputan6.com: Dijual juga tidak laku jadinya?
 
Ahok: Jadi Anda tahu sendiri, mau dijual ke luar kota silakan. Anda mutasi masalah. Jadi kalau Anda mau langgar, masuk jalur busway, masuk saja. Blokir langsung STNK.

Liputan6.com: Berkaitan dengan transportasi, banyak juga nih teman-teman yang nanya Pak. Ada Karismo Lawanhop. Pak, sebelum jalur busway dibuat, kenapa tidak memperlebar dulu jalur mobil lama. Kita bayar pajak untuk memperlebar jalan juga, Pak.

Ada juga dari defmanopo. Kapan MRT dan monorel selesai dibangun dan di mana saja rutenya?

Ahok: MRT sekarang mulainya dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI (Hotel Indonesia). Dan bisa selesai 2018, dan siap beroperasi. Udah puluhan tahun tertinggal. Tapi kalau soal jalur bus way, kita perlebar jalan, tidak semudah itu. Karena jalan-jalan kan milik orang kan.

Contoh Fatwawati, kita pakai punya kita aja dia yang ribut. Pakai jalan kita kok, nggak ganggu jalan dia, dia yang ribut. Nolak MRT. Jadi memang Jakarta ini persoalannya itu terlalu banyak kepentingan. Kami lakukan sedikit demi sedikit. Tapi teorinya, harus sediakan transportasi massal. Itu saja teorinya.

Lihat video wawancara eksklusif Raden Trimutia Hatta dari Liputan6.com dengan Wagub Ahok di sini. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya