Jokowi Geleng-geleng Lihat Tebalnya Endapan di Sungai Cipinang

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memantau proses pengerjaan pengerukan Kali Cipinang, Jatinegara.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Okt 2013, 16:35 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2013, 16:35 WIB
jokowi-geleng2-131009b.jpg
Selain memantau proses pengerjaan penggalian sumur resapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga memantau proses pengerjaan pengerukan Sungai Cipinang, di Jalan Cipinang Lontar, Jatinegara, Jakarta Timur.

Pantauan Liputan6.com, pria yang kerap disapa Jokowi itu datang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andi Baso. Sebuah eskavator yang sedang mengeruk sedimen dari dasar kali itu menjadi fokus Jokowi.

Ia pun menggeleng-gelengkan kepala dan mengaku heran melihat tumpukan sedimen berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau yang kurang sedap di kali tersebut. Menurutnya, hal tersebut tidak akan terjadi bila kali tersebut dikeruk dan dirawat sejak lama.

"Ini tumpukannya sudah tebal sekali. Endapan sampai seperti itu, ini namanya bukan endapan lagi, nggak tahu apa namanya. Ini karena sudah berpuluh tahun nggak pernah dipelihara," ucap Jokowi.

Karena itu menurut Jokowi, dia tidak hanya akan melakukan pengerukan terhadap kali-kali besar saja, namun juga kali-kali berukuran kecil yang melewati pemukiman penduduk, seperti Sungai Cipinang.

"Kita lihat sungai besar sungai makro di Ciliwung. Kalau ini (Kali Cipinang), ini submakronya, ukuran sedang. Ada 18 submakronya, kondisinya sama seperti ini dan akan dikeruk berbarengan semua," kata Jokowi.

Untuk menormalisasi, Jokowi mengatakan, tiap kali mempunyai kedalaman yang berbeda-beda. Namun dengan tumpukan sedimen yang cukup dalam tersebut, Jokowi mengaku pihaknya harus ekstrakeras menormalisasi sungai-sungai tersebut.

"Kedalaman normal itu kira-kira 4 meteran. Tetapi faktanya kita lihat, ini cuma berapa meter?! Pastinya ini kita kerja keras, alat berat semua dikerahkan. Nanti November datang lagi 50 alat berat," kata dia.

Jokowi mengatakan, tidak dapat menjanjikan program tersebut selesai dalam waktu cepat. Hal itu karena pengerukan kali yang puluhan tahun tidak dikeruk membutuhkan banyak waktu.

"Ini butuh waktu, nggak mungkin sebulan, 2, 3 bulan, tahunan. Tapi Ini harus sampai rampung. Ada 18 submakronya, kondisinya sama," ucap Jokowi. (Mvi/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya