Kurban adalah ritual yang terus berulang di tiap Idul Adha. Sapi, kambing, kerbau, bahkan kuda disembelih, dengan menyebut asma Allah. Bismillah...
Bagi mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, kurban mengandung makna humanisme. Bahwa manusia harus dimuliakan dan tidak boleh dikurbankan.
"Sehebat apapun orangnya dan sekuasa apapun tidak boleh menjadikan manusia sebagai kurban dan mengorbankan manusia," kata Anas di acara penyembelihan hewan kurban di dekat kediamannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (15/10/2013).
Anas tak berniat menyentil siapapun. "Ini ajaran tentang kurban dan penegasan humanisme tentang kemanusian bukan menyentil siapa," tutur Anas.
Lebih jauh, Anas juga menceritakan sejarah berkurban pada era Nabi Ibrahim AS dan anaknya yakni Nabi Ismail AS. Saat Nabi Ismail AS yang hendak dikurbankan oleh sang ayah untuk mendekatkan diri dengan Sang Maha Kuasa, Allah SWT menggantinya dengan domba.
"Kurban adalah ajaran kemanusiaan, dan tentunya Tuhan mengganti Ismail dengan hewan, maka sesunggunya Tuhan mengajarkan pentingnya manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dan manusia dan kemanusiaan itu tidak boleh dimain-mainkan, dan manusia itu tidak boleh dikurbankan. Yang boleh disembelih itu adalah hewan," tukas Anas
Ada kejadian lucu saat Anas berkurban. Saat memegang golok yang dipinjam dari tukang jagal, tiba-tiba putri bungsunya, Aisara Najma Waleefa menyeletuk.
"Ih... Papa megang golok udah kaya pembunuh profesional aja. Pembunuh profesional kan pegang golok," kata Najma yang disambut dengan tawa oleh para awak media.
Mendengar celotehan dari anak bungsunya itu, sontak Anas tertawa. Ia tak berkomentar. Mantan Ketua PB HMI itu mengalihkan pembicaraan ke soal golok. "Ini goloknya tajam sekali, bisa dengan mudah menyembelih sapi-sapinya," ucap Anas.
Diusap Jokowi kok Berontak?
Bagi Jokowi, ini adalah Idul Adha perdananya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia pun tak ketinggalan berkurban, salah satunya seekor sapi besar warna putih berkalung pita merah-putih bertuliskan "Sapi Kurban Gubernur Provinsi DKI Jakarta". Beratnya sekitar 1 ton.
Setelah salat Id, Joko Widodo menyerahkan sapinya secara simbolis ke panitia pemotongan hewan kurban. Dengan kasih, Jokowi mengusap-usap hewan itu, dan berusaha melepas tali yang membelenggunya.
Dielus, sapi itu malah berontak. Jokowi pun kaget. "Aduh, sapinya nggak mau," ujar Jokowi sambil tertawa.
Ia pun memilih untuk pergi meninggalkan sapinya tersebut dan melanjutkan kegiatannya, makan pagi bersama dengan para pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta di Ballroom, Balaikota DKI.
Salah seorang panitia bernama Agung menyebutkan, sapi Jokowi itu akan dipotong oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang selama ini mengurus pemotongan hewan dan daging, PD Dharma Jaya di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur.
"Sapi Pak Gubernur akan dipotong di rumah pemotongan hewan PD Dharma Jaya di Cakung, Jakarta Timur. Nanti akan ada pembagian kupon daging kurban sebanyak 1.750 kupon," ucapnya.
Setelah selesai urusan di Balaikota, Jokowi memantau proses pemotongan hewan kurban di 3 wilayah DKI Jakarta. Dari Lenteng Agung dan Tanjung Barat di Jakarta Selatan hingga ke kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Blusukan!
Di Lenteng Agung, Jokowi juga menyerahkan satu sapi. Dia berpesan kepada panitia untuk membagikan daging sapi tersebut untuk dibagikan kepada setiap warga yang berhak.
Panitia kurban pun tak ketinggalan meminta Jokowi untuk menyaksikan hewan kurbannya saat disembelih. Namun, ia menolak. Tak tega. "Ndak..ndak, takut," ujar Jokowi sambil tertawa.
Jokowi pun lebih memilih untuk membagikan ratusan buku tulis kepada para bocah yang mengerumuninya sejak datang ke lokasi tersebut. "Ayo, yang anak-anak kumpul, mau tak bagikan buku tulis," ujar Jokowi sambil melambaikan tangan ke arah kerumunan anak-anak.
Sapi Ngamuk
Sejumlah insiden mewarnai pelaksanaan korban. Terdengar lucu tapi juga trenyuh.
Seperti seekor sapi putih dan kurus di Surabaya. Seakan mengetahui segera disembelih, sapi itu ngambek dan mogok di tengah jalan. Segala upaya untuk membuatnya kembali berjalan -- diseret, dipancing dengan dedaunan hijau segar -- sia-sia. Ia tak beranjak.
Akibatnya, panitia memutuskan untuk menyembelih sapi itu di jalan. Meski demikian, masalah belum selesai. Ternyata tak mudah menggotong sapi yang beratnya ratusan kilo itu. Walau ia tak kuasa berontak.
Lain lagi di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Sapi mengamuk saat akan dibawa ke masjid setempat untuk disembelih.
Kejadian bermula ketika seorang korban bernama Feri (28) membawa sapi tersebut, persis di dekat lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang, sapi tersebut mengamuk sejadi-jadinya. Sebelum mengamuk, anak-anak setempat memang mengganggu sapi tersebut dengan menarik-narik ekornya.
"Kejadiannya waktu mau dibawa ke masjid mau dipotong, sapinya diisengin dan diikutin anak-anak kampung ramai-ramai, terus sapinya kaget dan ngamuk. Kejadiannya persis di belakang tembok penjara Cipinang." kata Feri di RS Premiere Jatinegara.
Feri mengaku, dirinya sempat terseret beberapa meter oleh sapi tersebut. "Sempet keseret sampai 6 meter, saya lagi megangin tali sendiri. Saya lepas sendiri tangan saya sudah bengkak," ujar Feri.
Namun nahas bagi Febrian, teman Feri itu malah diseruduk oleh sapi yang seperti sudah kesetanan. "Kalau saya tangan doang, nah temen saya apes pas saya lepas keseruduk kena muka dan hidungnya," tutur Feri.
Sedangkan untuk 1 korban lagi, Feri menyatakan sudah ditangani di tempat kejadian perkara (TKP). "Yang satu tangannya berdarah waktu megangin tali juga, tapi saya nggak tahu namanya karena saya juga harus nyelametin Febrian. Sekarang sudah di obatin disana (TKP)," ucap Feri.
Untuk Febrian, saat ini belum bisa dimintai keterangan, karena dia baru saja mendapatkan jahitan di sekitar hidung dan mulut. Untung tak ada luka dalam.
"Udah di rontgen alhamdulillah tidak apa-apa ya, cuman luka di hidung dan sudah di jahit sama dokter bedah. Datang dengan temannya yang di pemotongan hewan," kata Humas RS Premiere, di Jakarta.
Sapi juga mengamuk di Jalan Cipinang Besar Utara, RT 10 RW 14, Jakarta Timur.
Seorang warga, Benny (27) mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, sapi milik seorang warga yang hendak dibawa ke Masjid Baiturohim untuk disembelih itu lepas dan berlari lalu masuk ke rumah warga.
"Pas mau dibawa ke masjid dilepas ikatannya, eh malah lari dan masuk ke rumah warga," kata Benny di lokasi, Selasa (15/10/2013).
Kata Benny, kemungkinan besar sapi itu mengamuk saat dilepas ikatannya karena sejumlah anak kecil menyabetkan lidi ke tubuh sapi. "Disabet-sabet sama anak kecil, makanya ngamuk dan berontak," kata Benny.
Akibat amukan sapi yang hendak disembelih itu, seorang warga bernama Erik mengalami luka di wajahnya karena diseruduk sapi jantan tersebut. Erik saat itu hendak ikut menangkap hewan kembali.
"Luka lecet panjang di mukanya. Sekarang sudah dibawa ke puskesmas," kata dia.
Tak hanya melukai warga, sapi itu juga menghancurkan bagian dapur saat masuk ke rumah warga. "Bagian dapur saja yang hancur," ujar Benny.
Butuh waktu sekitar 30 menit bagi para warga guna menangkap sapi itu kembali. Usai berhasil dijinakkan, sapi tersebut pun akhirnya disembelih."Langsung dipotong pas ditangkap," ucap Benny.
Sapi Wakapolri Bikin Keseleo
Kejadian menarik terkait kurban juga terjadi di Lapangan Mabes Polri. Awalnya, cara penyembelihan berjalan lancar.
Selanjutnya, giliran sapi Wakapolri Komjen Pol Oegroseno yang akan disembelih. Seperti penyembelihan yang sebelumnya, kaki hewan tersebut diikat tali, kemudian ditarik hingga hewan itu tergeletak. Suwarno menjadi orang yang akan menyembelihnya. Ia berdiri di bagian kiri depan, dekat kepala sapi.
Tiba-tiba, kaki Suwarno terpeleset, ia pun jatuh. Suwarno pun langsung menarik perhatian petinggi Polri. Beberapa petugas dengan sigap memberikan pertolongan pertama. Kemudian, setelah diperiksa, Suwarno tidak mampu melanjutkan tugasnya karena kaki kirinya keseleo. Sapi putih Wakapolri pun melenguh. Untung ia tak ngamuk.
Sapi milik Wakapolri itu kemudian disembelih oleh orang lain yang berasal dari panitia kurban. Sementara Suwarno dibawa ke mobil kesehatan Polri untuk diberikan pertolongan medis.
Soal membuat sapi kalem dan tak berontak. Warga kawasan Kampung Tengah, Pasar Rebo, Jakarta Timur punya caranya sendiri. Penduduk menghias hewan-hewan kurban dengan piloks warna warni, pita di leher, bahkan dipakaikan sarung dan peci.
Menurut ketua panitia pemotongan hewan kurban Kampung Tengah, Yusuf hal ini dilakukan agar para hewan kurban tidak stres. "Biar nggak stres saja Mas sebelum disembelih," kata Yusuf.
Pantauan Liputan6.com, seluruh kambing yang berjumlah 17 ekor ini diwarnai dengan berbagai warna. Ada yang merah, putih, biru. Kambing-kambing ini juga dikenakan sarung dan peci.
Sementara itu, sebanyak 12 ekor sapi di sini hanya dikenakan pita. Pita-pita yang berwarna-warni itu dikalungkan di lehernya.
Sapi Lurah Cantik Susan
Walau aksi penolakan terhadap lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkufli terus berlanjut, sang lurah cantik tersebut tetap melakukan upaya pendekatan dengan warganya. Khusus Idul Adha ini, Susan pun mengaku pihaknya telah menyumbangkan satu ekor sapi dan seekor kambing untuk dikurbankan.
"Untuk yang sapinya atas nama kelurahan ada di depan kantor kelurahan sampai sekarang. Kalau yang kambing, sejak kemarin sudah aku serahkan ke kantor kecamatan," ujar Susan melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com.
Susan menjelaskan, kurban sapi yang disalurkannya bukanlah dari dana pribadi. Ia mengaku diberi amanat untuk menyalurkan sapi itu saat Idul Adha.
"Bukan saya. Saya hanya menyalurkan amanat saja, itu sapi diperuntukkan untuk Kelurahan Lenteng Agung. Kebetulan saya lurahnya."
Sapi itu tak akan disembelih hari ini. "Besok jam 10.00 baru yang bersangkutan antar sapinya. Ini keinginan saya karena kita sedang libur atau cuti bersama dari Senin kemarin. Saya takut tidak ada yang memberi makan sapinya. Karena semua staf saya libur long weekend," kata Lurah Susan.
Ia mengaku akan membagi sapi kurban kepada warga di kelurahan Lenteng Agung. "Itu dia sapi gantengnya Lurah Lenteng Agung. Cuma satu. Mangkanya saya harus bagi rata," kata dia, tertawa, sembari menunjukan sapi tambun berwarna hitam kelam yang masih ada di kandang warga.
Menurut Susan, sedikitnya sapi itu mengandung 200 kilogram daging. "Sisanya saya kasih anak-anak PHL dan para staf kelurahan yang juga membantu saya. Kalau saya nggak lah, masa Lurah juga mau ikut-ikutan minta, hahahaa. Apa kata dunia,?" candanya.
Anda punya mengalaman menarik saat berkurban? (Ein)
Bagi mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, kurban mengandung makna humanisme. Bahwa manusia harus dimuliakan dan tidak boleh dikurbankan.
"Sehebat apapun orangnya dan sekuasa apapun tidak boleh menjadikan manusia sebagai kurban dan mengorbankan manusia," kata Anas di acara penyembelihan hewan kurban di dekat kediamannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (15/10/2013).
Anas tak berniat menyentil siapapun. "Ini ajaran tentang kurban dan penegasan humanisme tentang kemanusian bukan menyentil siapa," tutur Anas.
Lebih jauh, Anas juga menceritakan sejarah berkurban pada era Nabi Ibrahim AS dan anaknya yakni Nabi Ismail AS. Saat Nabi Ismail AS yang hendak dikurbankan oleh sang ayah untuk mendekatkan diri dengan Sang Maha Kuasa, Allah SWT menggantinya dengan domba.
"Kurban adalah ajaran kemanusiaan, dan tentunya Tuhan mengganti Ismail dengan hewan, maka sesunggunya Tuhan mengajarkan pentingnya manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dan manusia dan kemanusiaan itu tidak boleh dimain-mainkan, dan manusia itu tidak boleh dikurbankan. Yang boleh disembelih itu adalah hewan," tukas Anas
Ada kejadian lucu saat Anas berkurban. Saat memegang golok yang dipinjam dari tukang jagal, tiba-tiba putri bungsunya, Aisara Najma Waleefa menyeletuk.
"Ih... Papa megang golok udah kaya pembunuh profesional aja. Pembunuh profesional kan pegang golok," kata Najma yang disambut dengan tawa oleh para awak media.
Mendengar celotehan dari anak bungsunya itu, sontak Anas tertawa. Ia tak berkomentar. Mantan Ketua PB HMI itu mengalihkan pembicaraan ke soal golok. "Ini goloknya tajam sekali, bisa dengan mudah menyembelih sapi-sapinya," ucap Anas.
Diusap Jokowi kok Berontak?
Bagi Jokowi, ini adalah Idul Adha perdananya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia pun tak ketinggalan berkurban, salah satunya seekor sapi besar warna putih berkalung pita merah-putih bertuliskan "Sapi Kurban Gubernur Provinsi DKI Jakarta". Beratnya sekitar 1 ton.
Setelah salat Id, Joko Widodo menyerahkan sapinya secara simbolis ke panitia pemotongan hewan kurban. Dengan kasih, Jokowi mengusap-usap hewan itu, dan berusaha melepas tali yang membelenggunya.
Dielus, sapi itu malah berontak. Jokowi pun kaget. "Aduh, sapinya nggak mau," ujar Jokowi sambil tertawa.
Ia pun memilih untuk pergi meninggalkan sapinya tersebut dan melanjutkan kegiatannya, makan pagi bersama dengan para pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta di Ballroom, Balaikota DKI.
Salah seorang panitia bernama Agung menyebutkan, sapi Jokowi itu akan dipotong oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang selama ini mengurus pemotongan hewan dan daging, PD Dharma Jaya di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur.
"Sapi Pak Gubernur akan dipotong di rumah pemotongan hewan PD Dharma Jaya di Cakung, Jakarta Timur. Nanti akan ada pembagian kupon daging kurban sebanyak 1.750 kupon," ucapnya.
Setelah selesai urusan di Balaikota, Jokowi memantau proses pemotongan hewan kurban di 3 wilayah DKI Jakarta. Dari Lenteng Agung dan Tanjung Barat di Jakarta Selatan hingga ke kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Blusukan!
Di Lenteng Agung, Jokowi juga menyerahkan satu sapi. Dia berpesan kepada panitia untuk membagikan daging sapi tersebut untuk dibagikan kepada setiap warga yang berhak.
Panitia kurban pun tak ketinggalan meminta Jokowi untuk menyaksikan hewan kurbannya saat disembelih. Namun, ia menolak. Tak tega. "Ndak..ndak, takut," ujar Jokowi sambil tertawa.
Jokowi pun lebih memilih untuk membagikan ratusan buku tulis kepada para bocah yang mengerumuninya sejak datang ke lokasi tersebut. "Ayo, yang anak-anak kumpul, mau tak bagikan buku tulis," ujar Jokowi sambil melambaikan tangan ke arah kerumunan anak-anak.
Sapi Ngamuk
Sejumlah insiden mewarnai pelaksanaan korban. Terdengar lucu tapi juga trenyuh.
Seperti seekor sapi putih dan kurus di Surabaya. Seakan mengetahui segera disembelih, sapi itu ngambek dan mogok di tengah jalan. Segala upaya untuk membuatnya kembali berjalan -- diseret, dipancing dengan dedaunan hijau segar -- sia-sia. Ia tak beranjak.
Akibatnya, panitia memutuskan untuk menyembelih sapi itu di jalan. Meski demikian, masalah belum selesai. Ternyata tak mudah menggotong sapi yang beratnya ratusan kilo itu. Walau ia tak kuasa berontak.
Lain lagi di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Sapi mengamuk saat akan dibawa ke masjid setempat untuk disembelih.
Kejadian bermula ketika seorang korban bernama Feri (28) membawa sapi tersebut, persis di dekat lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang, sapi tersebut mengamuk sejadi-jadinya. Sebelum mengamuk, anak-anak setempat memang mengganggu sapi tersebut dengan menarik-narik ekornya.
"Kejadiannya waktu mau dibawa ke masjid mau dipotong, sapinya diisengin dan diikutin anak-anak kampung ramai-ramai, terus sapinya kaget dan ngamuk. Kejadiannya persis di belakang tembok penjara Cipinang." kata Feri di RS Premiere Jatinegara.
Feri mengaku, dirinya sempat terseret beberapa meter oleh sapi tersebut. "Sempet keseret sampai 6 meter, saya lagi megangin tali sendiri. Saya lepas sendiri tangan saya sudah bengkak," ujar Feri.
Namun nahas bagi Febrian, teman Feri itu malah diseruduk oleh sapi yang seperti sudah kesetanan. "Kalau saya tangan doang, nah temen saya apes pas saya lepas keseruduk kena muka dan hidungnya," tutur Feri.
Sedangkan untuk 1 korban lagi, Feri menyatakan sudah ditangani di tempat kejadian perkara (TKP). "Yang satu tangannya berdarah waktu megangin tali juga, tapi saya nggak tahu namanya karena saya juga harus nyelametin Febrian. Sekarang sudah di obatin disana (TKP)," ucap Feri.
Untuk Febrian, saat ini belum bisa dimintai keterangan, karena dia baru saja mendapatkan jahitan di sekitar hidung dan mulut. Untung tak ada luka dalam.
"Udah di rontgen alhamdulillah tidak apa-apa ya, cuman luka di hidung dan sudah di jahit sama dokter bedah. Datang dengan temannya yang di pemotongan hewan," kata Humas RS Premiere, di Jakarta.
Sapi juga mengamuk di Jalan Cipinang Besar Utara, RT 10 RW 14, Jakarta Timur.
Seorang warga, Benny (27) mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, sapi milik seorang warga yang hendak dibawa ke Masjid Baiturohim untuk disembelih itu lepas dan berlari lalu masuk ke rumah warga.
"Pas mau dibawa ke masjid dilepas ikatannya, eh malah lari dan masuk ke rumah warga," kata Benny di lokasi, Selasa (15/10/2013).
Kata Benny, kemungkinan besar sapi itu mengamuk saat dilepas ikatannya karena sejumlah anak kecil menyabetkan lidi ke tubuh sapi. "Disabet-sabet sama anak kecil, makanya ngamuk dan berontak," kata Benny.
Akibat amukan sapi yang hendak disembelih itu, seorang warga bernama Erik mengalami luka di wajahnya karena diseruduk sapi jantan tersebut. Erik saat itu hendak ikut menangkap hewan kembali.
"Luka lecet panjang di mukanya. Sekarang sudah dibawa ke puskesmas," kata dia.
Tak hanya melukai warga, sapi itu juga menghancurkan bagian dapur saat masuk ke rumah warga. "Bagian dapur saja yang hancur," ujar Benny.
Butuh waktu sekitar 30 menit bagi para warga guna menangkap sapi itu kembali. Usai berhasil dijinakkan, sapi tersebut pun akhirnya disembelih."Langsung dipotong pas ditangkap," ucap Benny.
Sapi Wakapolri Bikin Keseleo
Kejadian menarik terkait kurban juga terjadi di Lapangan Mabes Polri. Awalnya, cara penyembelihan berjalan lancar.
Selanjutnya, giliran sapi Wakapolri Komjen Pol Oegroseno yang akan disembelih. Seperti penyembelihan yang sebelumnya, kaki hewan tersebut diikat tali, kemudian ditarik hingga hewan itu tergeletak. Suwarno menjadi orang yang akan menyembelihnya. Ia berdiri di bagian kiri depan, dekat kepala sapi.
Tiba-tiba, kaki Suwarno terpeleset, ia pun jatuh. Suwarno pun langsung menarik perhatian petinggi Polri. Beberapa petugas dengan sigap memberikan pertolongan pertama. Kemudian, setelah diperiksa, Suwarno tidak mampu melanjutkan tugasnya karena kaki kirinya keseleo. Sapi putih Wakapolri pun melenguh. Untung ia tak ngamuk.
Sapi milik Wakapolri itu kemudian disembelih oleh orang lain yang berasal dari panitia kurban. Sementara Suwarno dibawa ke mobil kesehatan Polri untuk diberikan pertolongan medis.
Soal membuat sapi kalem dan tak berontak. Warga kawasan Kampung Tengah, Pasar Rebo, Jakarta Timur punya caranya sendiri. Penduduk menghias hewan-hewan kurban dengan piloks warna warni, pita di leher, bahkan dipakaikan sarung dan peci.
Menurut ketua panitia pemotongan hewan kurban Kampung Tengah, Yusuf hal ini dilakukan agar para hewan kurban tidak stres. "Biar nggak stres saja Mas sebelum disembelih," kata Yusuf.
Pantauan Liputan6.com, seluruh kambing yang berjumlah 17 ekor ini diwarnai dengan berbagai warna. Ada yang merah, putih, biru. Kambing-kambing ini juga dikenakan sarung dan peci.
Sementara itu, sebanyak 12 ekor sapi di sini hanya dikenakan pita. Pita-pita yang berwarna-warni itu dikalungkan di lehernya.
Sapi Lurah Cantik Susan
Walau aksi penolakan terhadap lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkufli terus berlanjut, sang lurah cantik tersebut tetap melakukan upaya pendekatan dengan warganya. Khusus Idul Adha ini, Susan pun mengaku pihaknya telah menyumbangkan satu ekor sapi dan seekor kambing untuk dikurbankan.
"Untuk yang sapinya atas nama kelurahan ada di depan kantor kelurahan sampai sekarang. Kalau yang kambing, sejak kemarin sudah aku serahkan ke kantor kecamatan," ujar Susan melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com.
Susan menjelaskan, kurban sapi yang disalurkannya bukanlah dari dana pribadi. Ia mengaku diberi amanat untuk menyalurkan sapi itu saat Idul Adha.
"Bukan saya. Saya hanya menyalurkan amanat saja, itu sapi diperuntukkan untuk Kelurahan Lenteng Agung. Kebetulan saya lurahnya."
Sapi itu tak akan disembelih hari ini. "Besok jam 10.00 baru yang bersangkutan antar sapinya. Ini keinginan saya karena kita sedang libur atau cuti bersama dari Senin kemarin. Saya takut tidak ada yang memberi makan sapinya. Karena semua staf saya libur long weekend," kata Lurah Susan.
Ia mengaku akan membagi sapi kurban kepada warga di kelurahan Lenteng Agung. "Itu dia sapi gantengnya Lurah Lenteng Agung. Cuma satu. Mangkanya saya harus bagi rata," kata dia, tertawa, sembari menunjukan sapi tambun berwarna hitam kelam yang masih ada di kandang warga.
Menurut Susan, sedikitnya sapi itu mengandung 200 kilogram daging. "Sisanya saya kasih anak-anak PHL dan para staf kelurahan yang juga membantu saya. Kalau saya nggak lah, masa Lurah juga mau ikut-ikutan minta, hahahaa. Apa kata dunia,?" candanya.
Anda punya mengalaman menarik saat berkurban? (Ein)