Indonesia Police Watch (IPW) menilai teror kini sudah sangat mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat. Teror terus terjadi tanpa ada upaya yang serius dari Polda DI Yogyakarta untuk menghentikan dan menangkap pelakunya.
IPW pun mendesak Kapolri Jenderal Sutarman untuk mencopot Kapolda dan Kapolres Yogyakarta dan Sleman.
"Keadaan ini sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi ini, sudah saatnya Kapolri mengevaluasi dan mencopot Kapolda DIY, Kapolresta Yogyakarta, maupun Kapolres Sleman," tandas Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam siaran persnya, Jumat (17/1/2013).
Neta beralasan, jajaran petinggi kepolisian dianggap kurang cakap dalam membaca situasi dan menangani suatu konflik maupun peristiwa yang berpotensi menjadi gangguan ketentraman masyarakat. Kinerja yang buruk ini dikhawatirkan apabila terus menerus dibiarkan akan mengakibatkan kekerasan di DIY semakin meningkat.
"Kegagalan inilah, IPW mendesak petinggi Polri untuk mencopot para pejabat yang dianggap gagal tersebut untuk kemudian digantikan dengan pejabat baru yang mumpuni guna kembali menciptakan Yogyakarta sebagai kota yang aman dan nyaman," ujar dia.
Evaluasi dan pencopotan ini nantinya akan sangat krusial terutama menjelang Pemilu di 2014 mendatang di mana suhu politik akan semakin memanas sehingga sangat rawan timbul konflik. "Petugas baru nantinya benar-benar harus mampu bersikap tegas terhadap aktifitas yang mengganggu keamanan di Yogyakarta," imbuh Neta.
Dari data yang dimiliki IPW, aksi kekerasan dan gangguan kamtibmas meningkat drastis terutama di medio Desember 2013 dan Januari 2014. Neta mencontohkan, aksi teror bom molotov di Gamping dan peristiwa penganiayaan seorang anggota polisi Pos Polantas Tugu Yogyakarta merupakan akibat dari ketidakbecusan para petinggi Polda DIY dalam melakukan penanganan kasus.
"Aksi teror di Gamping yang terjadi sudah 5 kali dalam sebulan terakhir merupakan akibat ketidakbecusan polisi dalam mengusut dan menangkap kelompok pelaku yang sebenarnya sudah sejak awal teridentifikasi," tutur Neta.
Karena itu, bila Polda DIY tidak tegas dalam penanganan aksi teror itu, hal ini tentunya akan menjadi ancaman tersendiri bagi situasi kamtibmas di DIY menjelang Pemilu dan Pilpres 2014. (Edo/Mut)
IPW pun mendesak Kapolri Jenderal Sutarman untuk mencopot Kapolda dan Kapolres Yogyakarta dan Sleman.
"Keadaan ini sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi ini, sudah saatnya Kapolri mengevaluasi dan mencopot Kapolda DIY, Kapolresta Yogyakarta, maupun Kapolres Sleman," tandas Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam siaran persnya, Jumat (17/1/2013).
Neta beralasan, jajaran petinggi kepolisian dianggap kurang cakap dalam membaca situasi dan menangani suatu konflik maupun peristiwa yang berpotensi menjadi gangguan ketentraman masyarakat. Kinerja yang buruk ini dikhawatirkan apabila terus menerus dibiarkan akan mengakibatkan kekerasan di DIY semakin meningkat.
"Kegagalan inilah, IPW mendesak petinggi Polri untuk mencopot para pejabat yang dianggap gagal tersebut untuk kemudian digantikan dengan pejabat baru yang mumpuni guna kembali menciptakan Yogyakarta sebagai kota yang aman dan nyaman," ujar dia.
Evaluasi dan pencopotan ini nantinya akan sangat krusial terutama menjelang Pemilu di 2014 mendatang di mana suhu politik akan semakin memanas sehingga sangat rawan timbul konflik. "Petugas baru nantinya benar-benar harus mampu bersikap tegas terhadap aktifitas yang mengganggu keamanan di Yogyakarta," imbuh Neta.
Dari data yang dimiliki IPW, aksi kekerasan dan gangguan kamtibmas meningkat drastis terutama di medio Desember 2013 dan Januari 2014. Neta mencontohkan, aksi teror bom molotov di Gamping dan peristiwa penganiayaan seorang anggota polisi Pos Polantas Tugu Yogyakarta merupakan akibat dari ketidakbecusan para petinggi Polda DIY dalam melakukan penanganan kasus.
"Aksi teror di Gamping yang terjadi sudah 5 kali dalam sebulan terakhir merupakan akibat ketidakbecusan polisi dalam mengusut dan menangkap kelompok pelaku yang sebenarnya sudah sejak awal teridentifikasi," tutur Neta.
Karena itu, bila Polda DIY tidak tegas dalam penanganan aksi teror itu, hal ini tentunya akan menjadi ancaman tersendiri bagi situasi kamtibmas di DIY menjelang Pemilu dan Pilpres 2014. (Edo/Mut)