Istana: Tidak Ada Kesombongan di Buku SBY

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa menyatakan, tidak ada sedikit pun kesombongan dalam buku tersebut.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 20 Jan 2014, 11:27 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2014, 11:27 WIB
sby-aman-131231b.jpg
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyelesaikan buku terbarunya berjudul 'Selalu Ada Pilihan'. Buku setebal 807 halaman itu diterbitkan SBY sekadar untuk berbagi pengalaman menangani persoalan-persoalan Indonesia selama hampir 10 tahun menjadi presiden.

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa menyatakan, tidak ada sedikit pun kesombongan dalam buku tersebut sebagaimana dituduhkan banyak pihak.

"Buku itu ditulis dengan niat baik dan sikap rendah hati. Tidak ada kesombongan sebagaimana disangkakan," kata Daniel seperti Liputan6.com kutip dari presidenri.go.id, Senin (20/1/2014).

Menurutnya, buku 'Selalu Ada Pilihan' juga jauh dari kehendak untuk mendapatkan manfaat politik dari yang ditulis dalam setiap halamannya. "Tidak ada yang hendak dimenangkan atau dikalahkan. Buku ini disusun oleh seseorang yang mencintai buku dan menghormati pengetahuan, lebih dari segalanya," ujar pakar sosiologi dari Universitas Airlangga, Surabaya itu.

"Isinya pun tidak dimaksudkan menjadi menara gading, berdiri di atas semua kebenaran yang mungkin dimiliki oleh orang lain. Buku ini menawarkan penglihatan seorang SBY terhadap hidup yang ia jalani. Isinya menyanding, kadang membanding, bukan menanding," jelas Daniel.

Dia berpendapat bahwa mereka yang membaca buku SBY tetap boleh membawa penafsiran pembacanya.

Presiden SBY meluncurkan buku yang ditulisnya sendiri tersebut pada Jumat 17 Januari malam di Jakarta Convention Center. Saat peluncuran, Presiden SBY menyampaikan bahwa buku itu didedikasikan kepada para pecinta demokrasi dan para pemimpin Indonesia mendatang.

"Semua saya tulis dengan kapasitas sebagai pelaku sejarah dan pelaku politik dan demokrasi, bukan sebagai ahli politik dan demokrasi," ujar SBY.

Buku tersebut diniatkan untuk diluncurkan pada Desember lalu. Namun ditunda karena saat itu pemerintah sedang sibuk mengelola gejolak ekonomi Indonesia dan mempersiapan peluncuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).  (Mut/Ism)

Baca juga:
`Musuh-musuh` SBY
Sumpah Serapah untuk SBY
SBY, Paranormal, dan Benda Pusaka
Kisah Mistis SBY Jelang Pemilu 2009
Kata SBY Soal Gaya Blusukan Jokowi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya