[VIDEO] Rob dan Drainase Buruk, Koja Kebanjiran Lagi

Ratusan rumah di kawasan Koja, Jakarta Utara, hingga kini masih terendam banjir setelah hujan turun dini hari tadi.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Feb 2014, 17:50 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2014, 17:50 WIB
banjir-jkt-140207b.jpg
Di saat kawasan lain banjir mulai surut, ratusan rumah warga di Koja, Jakarta Utara, hingga sore ini masih terendam banjir setelah hujan turun dini hari tadi. Ketinggian air di wilayah ini bervariasi, yakni antara 30-50 centimeter. Beberapa warga menumpuk karung berisi pasir di depan teras. Sementara, sejumlah siswa sekolah dasar justru memanfaatkan genangan untuk bermain.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (7/2/2014), selain merendam rumah warga banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan. Beberapa sepeda motor yang melintasi genangan pun mogok. Meski sudah menggenang selama belasan jam, banjir di kawasan ini tidak kunjung surut akibat buruknya drainase dan adanya rob atau banjir pasang air laut.

Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat kabinet terbatas, yaitu mengenai dampak banjir khususnya banyak jalan-jalan yang rusak di berbagai daerah di Tanah Air. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berjanji segera bekerja meminimalkan jalan rusak sebelum perbaikan total pascamusim hujan.

Tanggap darurat dampak banjir ditetapkan hingga akhir Februari mendatang. Selain jalur pantura, perbaikan jalan juga dilakukan di Jakarta. Saat ini sedikitnya ada 615 titik jalan rusak yang tersebar di 5 wilayah ibu kota.

Sementara itu, banjir selalu melanda kawasan pemukiman warga di bantaran Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan, setiap tahun. Saat banjir mencapai puncaknya genangan air bisa menggenangi seluruh lantai 1 rumah mereka. Warga pun terpaksa harus pergi ke pengungsian.

Namun hal itu seakan tidak menghalangi masyarakat untuk tetap tinggal di daerah pinggiran sungai ini. Mereka mengaku sudah nyaman karena wilayah ini strategis. Ipah misalnya, ia tidak ingin direlokasi kecuali rusun yang dijanjikan dan memiliki jalur transportasi yang memadai.

Sejauh ini tercatat 70 ribu kepala keluarga bermukim di bantaran Kali Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Angke. Sehingga untuk menormalisasi kali dengan lebar 50-70 meter, pengamat tata kota menilai percepatan pembangunan rumah susun harus dilakukan.

Untuk mendukung proses relokasi warga dari bantaran kali, pemerintah juga harus memaksimalkan kegiatan perekonomian warga serta memberi akses strategis untuk fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit. (Dan/Ans)

Baca juga:

[VIDEO] Warga Bantaran Kali Ciliwung Bosan Kebanjiran
[VIDEO] `Tenggelamnya` Makam di TPU Karet Bivak
[VIDEO] Kawasan Bukit Duri Masih Tergenang Banjir 30 Cm

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya