Hidup dalam kekurangan tidak membuat Sofi patah arang. Pelajar kelas 6 SD ini menggantikan tugas sang ayah untuk menafkahi ibu dan adiknya dengan berjualan gorengan keliling kampung.
Di usia 12 tahun, beban yang dipikul Sofi tidaklah ringan. Sejak ayahnya meninggal dunia 2 tahun lalu, Sofi lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Sang ibu tidak bisa bekerja karena harus mengurus adiknya yang lumpuh tak berdaya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (22/2/2014), pagi-pagi buta, Sofi sudah sibuk di dapur bersama sang ibu. Rumahnya berada di Kampung Cicalengka, Desa Karangsari, Garut, Jawa Barat.
Dengan cekatan, Sofi membuat adonan gorengan dalam dapur sederhana dengan tungku dan kayu bakar. Selesai menyiapkan dagangannya, Sofi berangkat ke sekolah. Di tengah himpitan ekonomi, bangku sekolah pantang ia tinggalkan demi impian menjadi guru.
Sofi baru berjualan sepulang sekolah. Sepotong gorengan ditawarkannya seharga Rp 500. Jika sedang mujur, dagangannya habis. Namun tak jarang pula hanya beberapa potong gorengan yang laku. Sofi menjalani semuanya dengan iklas.
Dari Sofi yang berjualan gorengan, keluarga ini mendapatkan Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Uang itu hanya cukup untuk makan. Harapan keluarga untuk mengobati adiknya yang lumpuhpun harus tertunda
Beratnya beban yang ditanggung Sofi dan keluarganya itu luput dari perhatian pemerintah. Meski begitu, bocah ini tetap bersemangat menjalani kehidupan. (Vra/Eks)
Baca Juga:
Perkenalkan! Bocah Alexis, Usia 3 Tahun IQ Setara Albert Einstein
[VIDEO] Pemda Purwakarta: Pelajar Tawuran Didenda Rp 100 Juta
[VIDEO] Bupati Zumi Zola Besuk Bocah Tercebur Kuali Minyak Panas
Di usia 12 tahun, beban yang dipikul Sofi tidaklah ringan. Sejak ayahnya meninggal dunia 2 tahun lalu, Sofi lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Sang ibu tidak bisa bekerja karena harus mengurus adiknya yang lumpuh tak berdaya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (22/2/2014), pagi-pagi buta, Sofi sudah sibuk di dapur bersama sang ibu. Rumahnya berada di Kampung Cicalengka, Desa Karangsari, Garut, Jawa Barat.
Dengan cekatan, Sofi membuat adonan gorengan dalam dapur sederhana dengan tungku dan kayu bakar. Selesai menyiapkan dagangannya, Sofi berangkat ke sekolah. Di tengah himpitan ekonomi, bangku sekolah pantang ia tinggalkan demi impian menjadi guru.
Sofi baru berjualan sepulang sekolah. Sepotong gorengan ditawarkannya seharga Rp 500. Jika sedang mujur, dagangannya habis. Namun tak jarang pula hanya beberapa potong gorengan yang laku. Sofi menjalani semuanya dengan iklas.
Dari Sofi yang berjualan gorengan, keluarga ini mendapatkan Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Uang itu hanya cukup untuk makan. Harapan keluarga untuk mengobati adiknya yang lumpuhpun harus tertunda
Beratnya beban yang ditanggung Sofi dan keluarganya itu luput dari perhatian pemerintah. Meski begitu, bocah ini tetap bersemangat menjalani kehidupan. (Vra/Eks)
Baca Juga:
Perkenalkan! Bocah Alexis, Usia 3 Tahun IQ Setara Albert Einstein
[VIDEO] Pemda Purwakarta: Pelajar Tawuran Didenda Rp 100 Juta
[VIDEO] Bupati Zumi Zola Besuk Bocah Tercebur Kuali Minyak Panas