Penelitian: Tingkat Pendidikan Berkorelasi dengan Kebahagiaan Masa Depan

Pandemi Covid-19 mendorong terjadinya transisi pendidikan pada perguruan tinggi menjadi serba daring.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Wisuda
Ilustrasi Wisuda (Photo by Vasily Koloda on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Perguruan tinggi kerap kali dilihat sebagai jalan yang terbukti membawa kesuksesan bagi kaum muda. Tetapi, pandemi Covid-19 mendorong terjadinya transisi perguruan tinggi menjadi serba daring.

Hal ini diikuti kondisi pasar kerja yang semakin kacau di mana permintaan dan penawaran kerja berada pada posisi yang tidak seimbang.

Banyak calon mahasiswa yang kemudian mempertanyakan: apakah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masih jadi pilihan yang relevan?

Lebih dari sekadar sukses, sebagian orang juga mulai bertanya: bisakah kuliah membuat Anda lebih bahagia?

Berikut adalah apa yang dikatakan oleh para peneliti dan pakar seperti dikutip dari CNBC, Kamis (25/53/2021).

"Pendidikan mungkin lebih berkorelasi kuat dengan kebahagiaan masa depan sepanjang masa dewasa daripada variabel lainnya," kata Jeffrey Arnett, profesor psikologi di Universitas Clark.

Kebahagiaan, dalam hal ini, diartikan sebagai kepuasan terhadap jalan hidup yang ditempuh oleh seseorang. 

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang Anda miliki, cenderung Anda akan semakin bahagia.

Dalam data yang berasal dari U.S. General Social Surveys, 94 persen orang dengan gelar sarjana atau lebih melaporkan merasa bahagia atau sangat bahagia dengan kehidupan mereka secara keseluruhan, sementara 89 persen lulusan sekolah menengah atas mengatakan hal yang sama.

Selain itu, Pew survey di tahun 2016 menemukan bahwa orang dewasa dengan pendidikan kurang dari sekolah menengah atas lebih dari dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka tidak bahagia dengan kehidupan yang dijalani dibandingkan dengan mereka yang memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi.

Memiliki gelar sarjana juga berkorelasi dengan sumber kebahagiaan lain: Orang yang kuliah juga cenderung memiliki hasil kesehatan yang lebih baik, pernikahan yang lebih stabil, dan umur yang lebih lama daripada mereka yang tidak lulus SMA.

Terdapat potensi menghasilkan lebih banyak uang

8 Pola Pikir Menuju Kaya ala Milyarder
Kekayaan seseorang ternyata dipengaruhi oleh pola pikir yang dijalani setiap harinya. Apa saja pola pikir tersebut? Cek disini.

Orang cenderung menjadi lebih bahagia dengan semakin banyak uang yang mereka hasilkan sejauh uang yang dimiliki memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti akses ke perawatan kesehatan dan tempat tinggal yang aman.

Data dari Federal Reserve Bank di New York menunjukkan bahwa rata-rata orang dengan gelar sarjana menghasilkan US$ 30.000 lebih banyak dalam setahun, atau hampir 75% lebih banyak, daripada mereka yang memiliki ijazah sekolah menengah atas. Rata-rata lulusan perguruan tinggi menghasilkan sekitar US$ 78.000 setahun, sedangkan seseorang yang hanya berpendidikan sekolah menengah atas menghasilkan US$ 45.000.

Alasan dari mengapa hal ini bisa terjadi adalah karena sebagian besar pekerjaan saat ini membutuhkan gelar sarjana untuk dipekerjakan. Kemajuan dalam automasi digital juga terlibat menjadi faktor yang menyisakan sedikit peluang bagi pelamar kerja yang tidak memenuhi kriteria tersebut. 

“Pendidikan tinggi dan gelar sarjana masih terbukti menjadi jalan keluar dari kemiskinan bagi banyak mahasiswa,” jelas Alex Bernadotte, CEO dan pendiri Beyond 12, sebuah organisasi yang membimbing mahasiswa yang kurang mampu untuk menyelesaikan gelar perguruan tinggi mereka.

Memberikan akses mewujudkan tujuan hidup

Ilustrasi semangat, motivasi
Ilustrasi semangat, motivasi. (Photo by Rowen Smith on Unsplash)

“Dengan pendidikan yang lebih tinggi, seseorang lebih mungkin untuk melakukan hal-hal yang menjadi tujuan hidup mereka,” ucap Kendall Cotton Bronk, profesor psikologi di Claremont Graduate University.

Mereka yang mengejar tujuan dalam hidup cenderung memiliki kesehatan mental dan fisik yang lebih baik, dan umur yang lebih panjang.

“Penelitian berulang kali menemukan bahwa individu dengan tujuan hidup cenderung melaporkan bahwa mereka lebih bahagia, atau mereka lebih berharap dan lebih puas, daripada individu yang tidak,” tambah Bronk.

Menurut Bronk, kemampuan untuk menemukan tujuan dalam hidup sebenarnya dipengaruhi pula oleh jurusan yang dipilih oleh mahasiswa berdasarkan keterampilan dan bakat mereka. Jurusan terbaik adalah jurusan yang membantu Anda menemukan tujuan dalam hidup Anda. Sehingga menurutnya, tidak ada satu jurusan yang membuat orang paling bahagia, karena orang mendapatkan tujuan dari berbagai hal.

Misalnya, dalam PayScale’s 2019 College Salary Survey, 3,5 juta responden dari lebih dari 4.000 perguruan tinggi di seluruh AS ditanyai apakah mereka yakin pekerjaan mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Hasilnya, jurusan-jurusan dalam bidang kesehatan serta pelayanan kemasyarakatan dan sosial cenderung lebih berhasil memberi makna kepada orang-orang.

Apakah ada jalan selain perguruan tinggi menuju kebahagiaan?

Nasihat Bronk untuk mahasiswa saat ini adalah untuk berhenti sejenak dan benar-benar memikirkan tentang apa yang sebenarnya penting? Hal Itu bisa berarti mengambil tahun jeda (gap year) atau menempuh magang yang dapat membantu karir Anda kedepannya.

Pada akhirnya, pendidikan memang berpotensi meningkatkan kebahagiaan Anda, bukan karena apa yang Anda pelajari di kelas, tetapi karena semua hak istimewa yang menyertai perjalanannya, seperti peluang kerja yang lebih besar, peningkatan pendapatan, dan potensi relasi yang lebih luas.

“Jadi, apakah kuliah cocok untuk semua orang, dan apakah Anda perlu kuliah untuk bahagia? Sama sekali tidak,” tutup Bernadotte.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya