Liputan6.com, Jakarta - Komentar Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardjito yang menganggap wajar Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 132 Tahun 2015 Tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor menuai kritik.
Presiden Direktur Garansindo, Muhammad Al Abdullah bahkan kecewa dengan pernyataan Noegardjito yang menyarankan pabrikan Amerika dan Eropa untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia. Ini tak terlepas untuk menghindari kenaikan tarif bea masuk dari 40 persen jadi 50 persen.
"Garansindo menyayangkan komentar Gaikindo," tegasnya.
Lebih lanjut pria yang karib disapa Memet ini turut menyoroti aturan tarif bea masuk 50 persen yang tak berlaku pada negara-negara yang menjalin kerjasama dengan Indonesia atau berada di kawasan ASEAN, termasuk ASEAN Free Trade Area (AFTA), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA), ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA), ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA), juga ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA).
"Harusnya Gaikindo mengakomodasi semua anggota. Bukan cuma anggota yang menikmati free trade saja," imbuh dia.
Pasung investasi baru
Sehingga, kata Memet, PMK 132 ini sama sekali tak berdampak baik pada ekonomi dan cenderung menutup investasi untuk tumbuh.
"Harusnya, yang kecil dibina untuk tumbuh. Toyota saja butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk buka pabrik di sini. Sementara Garansindo baru 3 tahun," ujar Memet. Ia pun mencontohkan kasus Fiat Chrysler Automobiles (FCA) yang mengurungkan niat merakit kendaraan secara lokal di Indonesia.
Memet menjelaskan, gagal masuknya FCA tak terlepas dari regulasi dari pemerintah Indonesia yang dinilai tak pasti dan tidak kondusif. Padahal produsen mobil asal Italia dan Amerika itu yakin betul pasar otomotif cerah ke depannya.
Sekadar informasi, niat FCA untuk merakit lokal mobilnya di Indonesia dimulai sejak 2013. Ini tak terlepas dari angka penjualan beberapa model, seperti Jeep, Fiat, dan Dodge yang mencatatkan tren positif. Singkat cerita semua rencana itu pupus kala pemerintah menaikan Pajak Penambahan nilai atas Barang Mewah (PPnBM) jadi 125 persen dan kini ditambah dengan kenaikan bea masuk.
(gst/sts)
Garansindo Kecewa dengan Gaikindo
PMK 132 ini sama sekali tak berdampak baik baik ekonomi dan cenderung menutup investasi untuk tumbuh.
diperbarui 28 Jul 2015, 17:58 WIBDiterbitkan 28 Jul 2015, 17:58 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menkum Bandingkan Denda Damai Kejagung dengan Prabowo Akan Maafkan Koruptor
Penghasil Terbesar, Negara Ini Justru Larang Bawa Durian di Transportasi Umum
Sepanjang Tahun, MilkLife Soccer Challenge 2024 Sukses Tumbuhkan Minat Siswi MI dan SD Rangkai Mimpi jadi Bintang Sepak Bola Masa Depan
Terlambat Sholat Subuh, Masih Bolehkah Lakukan 2 Rakaat Qobliyah? UAS Menjawab
BI Periksa Uang Terkelupas yang Bikin Resah Warga Sulsel, Ternyata Asli
Detik-Detik Sambaran Petir Tewaskan 2 Petani, Satu Berteduh di Gubuk Lainnya di Pematang Sawah
Polri Siapkan Strategi Amankan Libur Nataru hingga Mitigasi Potensi Rawan Kemacetan
Film Sorop Resmi Tayang di Bioskop, Berikut Sinopsis dan Fakta Menariknya
Kutub Magnet Bumi akan Berubah pada 2040, Ini Dampaknya bagi Manusia
Sudah Tobat dari Perbuatan Dosa, Apakah Masih Kena Azab? Simak Kata Ustadz Khalid Basalamah
Wamen ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Sumut Aman Saat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Satu Pelaku Penyerangan Pelajar di Bandar Lampung hingga Tewas Menyerahkan Diri ke Polisi