Liputan6.com, Teheran - Pasca Revolusi Islam Iran tahun 1979, motor gede buatan Jepang atau Amerika Serikat (AS) tidak bisa lagi digunakan di negara tersebut. Tapi, tiga dekade kemudian, ada tanda-tanda pembatasan tersebut mulai dikurangi.
Bulan ini, selusin motor gede yang dibatasi sebelum revolusi hingga yang teranyar, diizinkan untuk mengaspal dengan aturan yang ketat. Demikian seperti yang dilansir Reuters, Senin (6/9/2015).
Izin khusus ini diberikan pada pada satu akhir pekan perbulan. Selain itu, motor gede juga hanya dapat melewati jalan-jalan tertentu saja pada siang hari. Sementara itu, kaum perempuan masih dilarang mengendarai motor sendiri.
Adapun pelonggaran aturan ini disebabkan karena kebijakan-kebijakan reformis yang diperkenalkan oleh presiden mereka saat ini, Hassan Rouhani.
Otomatis, pabrikan moge seperti Harley-Davidson atau General Motors yang telah lama absen di negara tersebut pun sepakat untuk mulai berjualan kembali.
"Kami berharap pembatasan motor gede akan direvisi dan dicabut," ujar Mehrdad Hemmatian, kepala Tehran Motorcycling and Car Racing Association. "Pembatasan sudah ketinggalan zaman," tambahnya.
Adapun larangan mengendarai sepeda motor dengan mesin di atas 250 cc diperkenalkan pada tahun-tahun awal revolusi dengan tujuan melindungi pejabat negara dari aksi-aksi teror pihak oposisi. Selain itu, kebijakan ini juga dilakukan untuk memberantas gaya hidup barat yang dianggap tidak sesuai dengan nilai agama mereka.
(rio/ian)