Liputan6.com, Jakarta - Mesin yang digunakan mobil-mobil modern terdiri dari beragam konfigurasi. Banyak alasan pabrikan menggunakan suatu konfigurasi mesin, bisa karena menyesuaikan kompartemen mesin, kemudahan perawatan hingga mengejar performa.
Konfigurasi mesin yang paling jamak digunakan pabrikan mobil masih berbentuk inline atau segaris. Konfigurasi ini memposisikan silinder dalam posisi tegak sejajar.
Bentuk mesin inline paling panjang diantara yang lainnya, namun oleh pabrikan mulai mensiasati dengan posisi mesin melintang dari kiri ke kanan untuk menghemat kompartemen mesin.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Konfigurasi inline juga paling mudah dan murah dalam segi perawatan. Selain itu, karakter mesin ini sudah dipahami oleh banyak mekanik umum.
V-Engine
Pengembangan mesin dari konfigurasi inline yaitu V-engine. Mesin ini ukurannya lebih ringkas dan bobotnya juga lebih ringan ketimbang inline.
Kelebihan konfigurasi V terdapat pada karakter tenaga yang dapat dicapai di putaran rendah. Selain itu, suara mesin lebih halus karena getaran naik-turun piston dapat diredam pada konfigurasi ini.
Biasanya, konfigurasi mesin V ini terdapat pada mobil dengan performa tinggi karena sangat responsif namun tetap efisien. Kelemahannya yaitu pada sisi perawatan yang butuh penanganan dari mekanik yang ahli.
Mesin W
Pabrikan terus berinovasi atas jumlah silinder mobil yang semakin banyak untuk mensiasati ruang dan karakter mesin. Maka dari itu, diciptakan konfigurasi W, dimana terdapat sebaris silinder yang diapit baris kiri dan kanan.
Dengan banyaknya jumlah silinder namun ukurannya tetap kompak maka W-engine bisa mendukung centre of gravity mobil. Kelemahannya, konstruksi mesin lebih rumit dari V serta boros pelumas.
Boxer
Konfigurasi mesin terakhir yaitu boxer alias horizontal. Subaru dan Porsche jadi pabrikan yang kerap memanfaatkan 'mesin tidur' ini.
Desain mesin boxer melebar dan membentuk sudut 180 derajat, dengan satu crankshaft di tengah. ini membuat mesin boxer paling baik soal titik gravitasi. Konsep mesin ini sendiri ditemukan oleh ahli teknik Jerman Karl Benz tahun 1896.