Bos Mercy: Tinggalkan Mesin Diesel Itu Hal Bodoh

Head of Mercedes-Benz Cars sejak 2006 lalu, Dieter Zetsche, bahkan mengatakan bahwa adalah hal yang bodoh untuk meninggalkan mesin Diesel.

oleh Rio Apinino diperbarui 04 Okt 2016, 21:04 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 21:04 WIB
Logo Mercedes-Benz
(http://www.hdwallpapersnews.com/)

Liputan6.com, Paris - Pamor mobil bermesin Diesel, terutama di Eropa, sedang berada di titik nadir pasca terkuaknya skandal Dieselgate. Banyak pabrikan yang kemudian beralih ke kendaraan lain yang lebih bersih.

Namun ini tidak berlaku bagi Mercedes Benz. Head of Mercedes-Benz Cars Dieter Zetsche mengatakan, bahwa adalah hal yang bodoh untuk meninggalkan mesin Diesel sama sekali.

"Kami melihat diskusi yang sangat emosional, politis, dan tidak logis tentang NOx. Tapi ketika Anda lihat fakta dan potensi teknologinya, akan sangat bodoh untuk mengorbankan potensi dari mesin Diesel," ujar Zetsche, kepada autocar.co.uk, dikutip Selasa (4/10/2016).

Zetsche menambahkan, faktanya permintaan untuk mesin Diesel khusus untuk merek-merek premium tak turun. Ia mengatakan bahwa lapisan pasar ini tak peduli dengan ramainya skandal Dieselgate.

Sebagai contoh Mercedes Maybach. Zetsche mengatakan, di Tiongkok saja 500 unit Maybach terjual setiap bulannya. Padahal harganya tidak main-main.

"Kami yakin bahwa kami akan terus menawarkan manfaat baik dari sudut pelanggan atau lingkungan dari mesin Diesel secara terus-menerus," tambahnya.

Ketika ditanya berapa lama ia membayangkan mesin Diesel terus eksis di industri otomotif, di tengah semakin masifnya energi alternatif, Zetsche menjawab diplomatis: "persis selama mesin bensin ada."

Terkini, mobil Diesel kian tersisih di ajang otomotif dua tahunan Paris Motos Show. Di sana pabrikan lebih memilih menawarkan mobil bertenaga alternatif. Padahal dua tahun sebelumnya kendaraan jenis ini masih jadi primadona, terutama yang berasal dari Eropa seperti Renault, Peugeot, dan Citroen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya