Perubahan Iklim Buat Paus Makin Kecil

Penelitian ini dilakukan dengan objek paus sikat Atlantik Utara (Eubalaena glacialis). Spesies ini mengalami dampak serius akibat perubahan iklim.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Des 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2024, 05:00 WIB
Ilustrasi Perubahan Iklim, Gunung Es Mencair. Kredit: Markus Kammermann via Pixabay
Ilustrasi Perubahan Iklim, Gunung Es Mencair. Kredit: Markus Kammermann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim global telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai spesies di lautan, termasuk paus. Salah satu dampak perubahan iklim terhadap mamalia ini yang teridentifikasi adalah penurunan ukuran tubuh paus akibat perubahan kondisi lingkungan.

Melansir laman Live Science pada Jumat (20/12/2024), Para peneliti menemukan bahwa perubahan iklim adalah salah satu penyebab utama mengecilnya ukuran tubuh paus. Perubahan iklim menyebabkan suhu air laut meningkat dan pola arus laut berubah.

Hal ini mempengaruhi proses upwelling. Upwelling adalah proses alami di mana air laut yang dingin dan kaya nutrisi naik ke permukaan. Air ini sangat penting karena menjadi tempat hidup plankton, yaitu makanan utama paus.

Jika plankton berkurang, paus akan kesulitan mendapatkan makanan yang cukup. Akibatnya, pertumbuhan tubuh mereka tidak optimal dan menjadi lebih kecil dibandingkan generasi sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan dengan objek paus sikat Atlantik Utara (Eubalaena glacialis). Spesies ini mengalami dampak serius akibat perubahan iklim.

Ketersediaan makanan mereka berkurang, sehingga mereka harus berenang lebih jauh dan mengeluarkan lebih banyak energi untuk mencari makan. Hal ini membuat tubuh mereka menjadi lebih kecil karena energi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh justru habis digunakan untuk bertahan hidup.

Hal serupa juga terjadi pada paus abu-abu di Samudra Pasifik. Peneliti menemukan bahwa panjang tubuh paus abu-abu telah menyusut sekitar 13 persen sejak 2000. Bayangkan, paus yang lahir pada tahun 2020 diperkirakan akan memiliki ukuran tubuh 1,65 meter lebih pendek dibandingkan paus yang lahir dua dekade sebelumnya.

Penyusutan ini bisa mengganggu kemampuan paus untuk melakukan perjalanan jauh melintasi lautan. Tubuh yang lebih kecil membuat mereka kurang kuat.

Paus yang lebih kecil cenderung memiliki kesulitan untuk berkembang biak. Ukuran tubuh yang kecil juga membuat paus lebih rentan terhadap predator dan perubahan lingkungan lainnya.

Paus bukan satu-satunya hewan yang mengalami penyusutan ukuran tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim juga mempengaruhi ukuran tubuh banyak spesies di dunia, termasuk ikan, burung, dan mamalia darat.

Hal ini terjadi karena kenaikan suhu menyebabkan mereka kekurangan makanan atau energi untuk tumbuh dengan baik.

 

Pentingnya Paus bagi Lautan

Paus memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Saat paus berenang dan buang kotoran, mereka membantu menyebarkan nutrisi yang dibutuhkan plankton dan hewan-hewan kecil lainnya.

Melansir laman IFL Science pada Jumat (20/12/2024), paus juga memiliki peran signifikan dalam ekosistem laut dan siklus karbon global. Sebagai mamalia laut terbesar, paus memiliki umur yang panjang, mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh, dan secara tidak langsung menyimpan serta mendistribusikan karbon di lingkungan laut.

Hal ini menjadikan paus sebagai salah satu elemen kunci dalam mitigasi perubahan iklim. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Trends in Ecology and Evolution pada Desember 2022 mengungkap bahwa paus menyimpan sejumlah besar karbon dalam tubuhnya.

Sebanyak 12 spesies paus besar, seperti paus biru (Balaenoptera musculus), paus sirip (Balaenoptera physalus), dan paus bungkuk (Megaptera novaeangliae), diperkirakan menyimpan sekitar 2 juta metrik ton karbon.

Jumlah ini setara dengan karbon yang dihasilkan dari pembakaran 851 juta liter bensin. Dengan demikian, keberadaan paus menjadi sangat krusial dalam upaya mengurangi kadar karbon di atmosfer dan lautan.

Selain itu, paus juga berperan dalam siklus karbon saat mereka mati. Bangkai paus yang tenggelam ke dasar laut membawa serta akumulasi karbon yang tersimpan dalam tubuh mereka seumur hidup.

Proses ini, yang dikenal sebagai carbon sequestration, berpotensi menyimpan karbon dalam waktu yang sangat lama. Para peneliti memperkirakan bahwa dibutuhkan hingga 1.000 tahun bagi karbon tersebut untuk kembali ke permukaan laut.

Dengan demikian, bangkai paus yang tenggelam efektif mengurangi karbon yang seharusnya menguap ke atmosfer.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya