Liputan6.com, Jakarta - Sholat merupakan ibadah pertama yang akan dihisab di akhirat kelak. Setiap umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan sholat lima kali sehari sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Sholat yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tata cara yang sesuai dengan tuntunan syariat akan menjadi amalan yang diterima di sisi Allah.
Namun, tidak semua orang yang melaksanakan sholat akan diterima oleh Allah. Dikutip dari NU Online, Ahli hadis Ibnu Hajar As-Asqalani (773-852 H) meriwayatkan sebuah hadis nabi yang menyebutkan tentang sepuluh jenis orang yang sholat tidak diterima Allah SWT.
Advertisement
Baca Juga
Berikut ini adalah petikan pendek hadisnya:
عشرة نفر لن يقبل الله تعالى صلاتهم
Artinya: “Sepuluh orang yang sholatnya tidak diterima Allah SWT.”
Saksikan Video Pilihan ini:
10 Golongan Orang yang Sholatnya Tidak Diterima Allah
Rasulullah SAW menyebut satu per satu jenis orang yang sholatnya tidak diterima Allah SWT:
1. Orang sholat sendiri tanpa membaca bacaan
Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hanbal bersepakat bahwa sholat makmum tanpa membaca Surah Al-Fatihah sedikit pun tetap sah.
2. Orang yang tidak membayar zakat
Orang yang tidak mengeluarkan harta yang wajib dizakati kepada pihak yang berhak menerimanya.
3. Imam yang dibenci makmumnya
Syekh Nawawi Banten memperkuat hal ini dengan mengutip hadis nabi lainnya, “Tiga orang yang (amal) sholat mereka tidak akan melewati telinga mereka, yaitu budak yang minggat sampai kembali kepada majikannya, seorang istri yang bermalam dalam keadaan suami murka, dan seseorang yang mengimami suatu jamaah. Sementara mereka tidak menyukainya.”
4. Budak yang melarikan diri dari majikan
Budak baik laki-laki maupun perempuan yang minggat dari majikannya.
5. Sholat peminum khamar yang terus menerus
Syekh Nawawi Banten mengutip sabda Rasulullah SAW, “Jauhilah khamar karena khamar adalah induk perbuatan keji.”
Advertisement
Golongan Orang yang Sholatnya Tidak Diterima Allah
6. Istri yang bermalam sementara suaminya murka
7. Perempuan merdeka yang sholat tanpa khimar
Khimar adalah pakaian yang menutup kepalanya.
8. Pemakan riba
Syekh Nawawi Banten mengutip penjelasan ulama terkait karakteristik pemakan riba. Menurut para ulama, pemakan riba memiliki karakter yang sama dengan sekelompok Yahudi yang melanggar larangan Allah perihal perburuan dan penangkapan ikan pada hari Sabtu. Kedua kelompok ini sama-sama berbuat hilah atau tipu daya, yaitu sejenis memanipulasi atau merekayasa hukum.
9. Pemerintah yang zalim
Syekh Nawawi Banten mengutip hadis riwayat Abu Dzar RA di mana Rasulullah SAW bersabda, “Pemerintah kelak di hari kiamat dihadirkan. Ia akan dilemparkan ke jembatan jahannam. Jembatan itu kemudian terguncang sehingga tidak ada persendian kecuali bergeser dari tempatnya. Jika person-person yang dulu menjabat sebagai pemerintah itu adalah muslim yang taat dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang adil, niscaya ia dapat berjalan di atasnya. Tetapi jika ia mendurhakai Allah dengan kebijakan-kebijakan yang zalim, niscaya jembatan itu terkoyak hancur yang menyebabkannya jatuh ke jurang jahannam.”
10. Orang yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar
Hal tersebut hanya membuatnya jauh dari Allah. Demikian hadits yang diangkat Syekh Ibnu Hajar As-Asqalani (773-852 H) dan dijelaskan lebih lanjut Syekh Nawawi Banten dalam karyanya, Nasha’ihul Ibad, halaman 70, perihal 10 orang yang tidak diterima amal sholatnya. Hadis ini penting untuk menjadi catatan, pelajaran, atau nasihat bagi kita semua. Wallahu a’lam.