Mengapa Isi Radiator Harus Pakai Coolant, Ini Jawabannya

Beberapa pemilik sepeda motor lebih memilih menggunakan air biasa ketimbang coolant untuk radiator

oleh Rio Apinino diperbarui 11 Nov 2016, 07:14 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2016, 07:14 WIB
Jangan Isi Radiator Mobil Bekas dengan Coolant
Bukankah coolant memiliki kelebihan ketimbang air biasa?

Liputan6.com, Tangerang - Beberapa pemilik sepeda motor lebih memilih menggunakan air biasa ketimbang coolant untuk radiator. Alasannya umumnya adalah kepraktisan, dan lebih hemat biaya.

Padahal, cara tersebut sebetulnya merugikan. Air biasa bisa memberikan efek buruk pada motor, yaitu lebih mudah munculkan karat karena tidak adanya zat anti karat pada air biasa, beda dengan coolant.

Selain itu, pendinginan mesin juga kurang maksimal karena air biasa kurang baik dalam hal menghantarkan panas. Mesin pun bisa cepat panas sehingga jika menggunakan cara ini terus maka usia mesin bisa lebih pendek alias rusak.

Semua ini disebabkan karena sifat alami dari air itu sendiri. Air adalah zat yang punya titik didih 100 derajat celcius. Namun sebelum mencapai suhu itu air pun sudah menguap sehingga lebih cepat habis.

"Semua itu beda dengan coolant. Coolant di 100 derajat ke atas masih bisa. Maka sebaiknya memang pakai coolant bukan air biasa," ujar Mukti Abdulrahman, Instruktur Teknis Wahana Makmur Sejati, main dealer Honda di Jakarta dan Tangerang, Kamis (10/11).

Meski begitu air biasa tetap bisa digunakan hanya dalam waktu mendesak saja. Setelah itu harus diganti lagi pakai coolant.

Dalam proses penggantian itu, baiknya radiator dibersihkan dulu dari sisa air atau bekas korosi. Tahapan ini bisa menggunakan cairan pembersih semacam radiator flush.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya