Liputan6.com, Jakarta - PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sadar bahwa merek yang berada di bawah naungannya, Datsun, sedang ditekan dari berbagai sisi. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan hal demikian.
Sebelum Toyota Calya dan Daihatsu Sigra meluncur, Datsun sanggup menjual mobil sebanyak 3.000 unit. Namun ketika duo LCGC itu muncul, penjualannya jadi turun 2.200an unit. Bahkan Datsun GO+ Panca pada Oktober lalu hanya terjual 27 unit saja.
Antonio Zara, Presiden Direktur PT NMI, mengaku tidak puas dengan performa ini. Ia mensinyalir, salah satu kelemahan dari produknya adalah ia tidak tersedia dalam varian otomatis. Semua mobil Datsun dijual dalam pilihan manual.
Advertisement
Baca Juga
"Kita perlu transmisi otomatis. Kami akan adakan yang otomatis. Di negara berkembang lebih dari 50 persen itu otomatis. Di masa depan juga akan seperti itu," ujar pria yang akrab di sapa Toti itu, di Jakarta, Senin (27/2/2017) kemarin.
Sayangnya, di kesempatan itu Toti enggan mengabarkan lebih jauh soal rencananya ini. Apakah, misalnya, transmisi itu akan dihadirkan tahun ini atau tidak.
Sebelumnya, Indriani Widjaja, Head of Datsun Indonesia, pada Januari lalu pernah mengatakan bahwa agenda utama Datsun tahun ini adalah menyegarkan model yang sudah ada, serta meluncurkan produk baru, dalam hal ini crossover Go-cross.
Menurutnya, hadirnya model ketiga itu sudah pasti akan dilengkapi dengan pilihan transmisi otomatis. Sayangnya, dia juga tak bisa menjelaskan, mana yang lebih dahulu keluar, apakah Datsun Go Panca dan Go+ Panca otomatis atau model ketiga.
Yang jelas, sejauh ini fokus Nissan sebagai induk perusahaan Datsun adalah terus mengembangkan infrastruktur, serta pembangunan citra. "Sekarang kami menyiapkan jaringan yang lebih baik, dan membangun brand awareness," tutup Toti.