Dari Ungkapan Makan Gak Makan Asal Kumpul, Lahirlah MPV

Tren Multi Purpose Vehicle (MPV) di Indonesia, ternyata bermula dari sebuah peribahasa, 'Makan Gak Makan Asal Kumpul'.

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Mar 2017, 09:11 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 09:11 WIB
20151117-Mengintip Proses Perakitan All New Kijang Innova di Pabrik Toyota TMMIN-Karawang
Foto yang diambil pada 16 November 2015 memperlihatkan pekerja mengendarai mobil All News Kijang Innova di Pabrik TMMIN Karawang. Mobil baru tersebut akan memberi warna baru pada perkembangan pasar MPV dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Tren Multi Purpose Vehicle (MPV) di Indonesia, ternyata bermula dari sebuah ungkapan, 'Makan Gak Makan Asal Kumpul'. Hal ini karena, MPV memiliki kapasitas yang besar, dan mampu membawa banyak penumpang.

Dijelaskan Kukuh Kumara, Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jika dilihat dari sejarahnya, pada 1970-1980 itu mobil yang mendapatkan perhatian mobil komersial, tapi yang bisa memuat penumpang.

"Akhirnya dikonversikan, Toyota Kijang waktu itu kendaraan komersial, dan diubah melalui karoseri akhirnya bertumbuh sampai sekarang," jelas Kukuh dalam Diskusi Peluang dan Tantangan Model MPV di 2017 yang diselenggarakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Kamis (23/3/2017).

Ditambah, dengan struktur pajak yang kecil membuat MPV semakin diterima oleh masyarakat Indonesia.

"Saat ini tujuh seater jadi syarat mobil kalau mau laku di Indonesia, karena bisa mengangkut banyak orang," tambahnya.

Sementara itu, sejak dimulainya era MPV di Tanah Air, banyak pabrikan yang bermain di segmen tersebut. Namun, hanya Toyota Kijang Innova yang masih kuat hingga saat ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya