Ada Waktu 4 Bulan Lagi, Gaikindo Optimistis Capai Target

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimistis target penjualan 1,1 juta unit di tahun ini bisa tercapai.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 20 Sep 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 13:40 WIB
GIIAS 2017
Suasana pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (10/8). Pameran ini kembali disebut-sebut sebagai pameran otomotif terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Surabaya - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimistis target penjualan 1,1 juta unit di tahun ini bisa tercapai. Hal itu dilatarbelakangi pencapaian pada Januari - Agustus yang mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Ada kenaikan 4 persen dibanding tahun lalu. Memang belum tumbuh secepat dan sebanyak yang diharapkan. Sampai Agustus lalu kurangnya 300 ribuan lebih dan masih ada empat bulan lagi untuk mengejar target," terang Sekretaris Jendral Gaikindo Kukuh Kumara saat dijumpai di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (19/9) malam.

Lebih lanjut ia menyampaikan, dengan diadakannya pameran otomotif seperti GIIAS di beberapa kota diharapkan bisa menarik minat masyarakat untuk membeli mobil. Terlebih lagi dalam pameran ini hadir pemain baru dan sejumlah model anyar.

"Secara keseluruhan dengan adanya kenaikan 4 persen artinya positif makanya kami tetap melakukan pameran untuk menyampaikan bahwa ada produk terbaru. Wuling juga akan tampil di sini. Wuling merupakan pilihan baru, mobil yang cukup layak dan harganya terjangkau," ujarnya.

"LCGC juga masih tumbuh dengan menguasai 22 persen market share, kemudian ada Mitsubishi Xpander yang di GIIAS Jakarta menjadi bintang karena banyak yang berminat," Kukuh menambahkan.

Menurut Kukuh, pameran otomotif jelas merangsang pertumbuhan penjualan. Dengan pameran orang bisa membandingkan satu dengan yang lain dalam satu tempat dengan waktu yang bersamaan.

"Di sisi lain APM ingin mengetahui apa yang diharapkan dari produk yang mereka hasilkan dari konsumennya. Konsumen memiliki preferensi yang berbeda dari produknya kemudian itu bisa dijadikan bahan evaluasi," bebernya.

Kukuh menyebut ada indikasi lain yang memicu pertumbuhan di sektor otomotif. Bukan kendaraan penumpang yang menjadi pemicunya melainkan sektor kendaraan niaga yang diwakili truk 24 ton yang mengalami kenaikan penjualan hingga 80 persen.

"Itukan indikasi positif, artinya kalau kegiatan ekonomi berjalan ujungnya kita harapkan yang lain juga akan jalan," pungkasnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Sedan Murah Berpotensi Mendongkrak Ekspor

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebagai wadah pabrikan mobil di Tanah Air, terus mendorong pemerintah untuk mengesahkan regulasi penurunan pajak sedan. Dengan begitu, pajak sedan yang saat ini sebesar 30 persen bisa turun menjadi 10 persen, sama dengan model lain, seperti MPV, SUV, dan citycar.Penurunan pajak sedan ini juga diyakini mampu meningkatkan penjualan mobil tersebut di pasar otomotif nasional, sehingga bisa diproduksi secara lokal, dan diekspor ke negara lain.

Dijelaskan Pengamat Otomotif, Bebin Djuana, jika nantinya pajak sedan diturunkan, butuh waktu untuk mengubah pola pikir masyarakat yang sudah sangat menggemari MPV, dan harus rela beralih untuk membeli sedan.

"Tidak bisa instan, butuh waktu mengubah pola pikir yang sudah terbentuk bertahun-tahun. Lain ceritanya dengan SUV atau crossover yang menjadi trend dunia, rasanya kecil kemungkinan bergeser ke bentuk sedan," jelas Bebin saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (7/9/2017).

Sementara itu, untuk masalah ekspor, pria ramah ini menyoroti tentang minimnya fitur kendaraan di Indonesia. Dengan pajak yang cukup tinggi untuk mobil sedan, maka fitur standar juga sudah bisa sangat mahal di Indonesia.

"Selama ini, kita kalah bersaing untuk ekspor sedan karena kalah fitur. Silahkan pelajari fitur yang sudah menjadi standar dunia, kita sangat tertinggal, karena besarnya pajak. Karena pajak yang tinggi, fitur yang di bawah standar dunia pun sudah membuat mobil di dalam negeri menjadi mahal," tegasnya.

Memang, kata-kata mobil murah masih menjadi cara yang ampuh untuk memikat calon pembeli. Tapi perlu diingat, masyarakat juga butuh penampilan yang terkini dan fitur yang mumpuni.

"Contohnya mobil LCGC yang ada sekarang, pakai power window, central lock, air bag, dan lain-lain (apakah itu semua menggambarkan konsep low cost?). Itu permintaan pasar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya