Liputan6.com, Las Vegas- Di zaman yang serba terhubung dengan internet, privasi menjadi hal yang sulit untuk dimiliki sepenuhnya. Pasalnya, secara tidak langsung konsumen mengunggah datanya ke berbagai situs maupun aplikasi.
Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar untuk smart mobility yang benar-benar menggunakan data personal agar dapat bekerja sepenuhnya. Dalam sebuah diskusi di CES 2018 yang berlangsung di Las Vegas. Professor Michael Sandael dari Harvard University, memberikan tiga contoh kepada peserta diskusi.
Advertisement
Baca Juga
"Amazon mengetahui produk apa yang kita pesan, Uber mengetahui kita dari mana ke mana, dan sebuah perusahaan kasur yang dapat mengumpulkan data penggunanya. Mana yang paling membuat cemas jika data pribadi Anda diretas dari perusahaan tersebut?" ucapnya kepada peserta.
Respon peserta menunjukkan kekhawatiran tertinggi jika data pribadi mereka diretas dari perusahaan Uber. " Saya takut jika data lokasi saya digunakan oleh orang tidak bertanggung jawab. Kekhawatiran adalah orang lain dapat mengetahui kebiasaan saya meninggalkan rumah jam berapa, dan seberapa lama saya pergi," ungkap salah satu peserta.
Jim Hackett, President & CEO Ford Motor Company, mengungkapkan sisi positif mengetahui data lokasi. "Bagaimana jika (maaf) mobil Anda dicuri, membawa barang yang sangat berharga bagi Anda? Kami bisa melacaknya, apakah Anda bersedia data pribadi Anda dibagi?" Menanggapi pertanyaan tersebut, salah satu peserta bersedia untuk berbagai datanya selama digunakan dengan wajar dan masuk akal.
Â
Â
Hilangnya Kebebasan dan Emosi Berkendara
Salah satu dilema dari smart mobility yang menggunakan mobil nirsopir adalah hilangnya ekspresi kebebasan dan emosi saat mengendarai mobil.
Professor Michael Sandael, mengungkapkan, " Saat saya mengalami masalah, mengendarai mobil dan menikmati jalanan yang kosong menjadi salah satu bentuk kebebasan yang menyenangkan."
Menanggapi hal tersebut, Jim Hackett, mengatakan," Ya, Anda benar. Sebuah emosi dan rasa berkendara muncul misalkan mengendarai Mustang. Tapi Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut di masa depan, karena kami mengerti rasa cinta orang-orang kepada kendaraan meskipun nanti sistemnya berbeda."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement
Solusi Anti Kemacetan dari Ford Motor Company, Caranya?
Di ajang CES 2018, bertempat di Las Vegas, Ford Motor Company mengumumkan rencananya mengenai transportasi di masa mendatang.
Marcy Klevorn, Executive Vice President, President of Mobility Ford Motor Company, mengatakan," Oktober lalu kami mengumumkan investasi di nirsopir. Hari ini dengan berlatar belakang living street, kami akan memberikan update dari pekerjaan kami."
Ford saat ini sedang mengembangkan transportasi dengan platform berbasis cloud untuk layanan smart mobility yang disebut Transportation Mobility Cloud (TMC).
Baca Juga
TMC akan membuka potensi sesungguhnya dari komponen yang terhubung di semua level transportasi dalam perkotaan. Bukan sekedar meningkatkan teknologi, tapi memberikan nilai tambah bagi masyarakat yang tinggal, bermain, dan bekerja di dalam kota tersebut.
Â
Selanjutnya
Bagaimana caranya? TMC diklaim sanggup mendukung perkembangan cepat pada aplikasi layanan yang menghubungkan orang dengan sistem transportasi pintar. Untuk mewujudkan hal ini, TMC akan menggunakan satu bahasa pemrograman yang dapat berkomunikasi dengan platform mobilitas lainnya, yang memungkinkan semua pemain transportasi dapat berinteraksi satu sama lain.
Marcy mengatakan sistem TMC dapat melihat keunikan dari setiap kota, baik regulasi, pola lalu lintas, dan jenis kendaraan. Dengan mendapatkan data dari semua pihak yang berkaitan, TMC dapat merekayasa lalu lintas agar lebih lancar dan juga efisien untuk penduduk di kota tersebut.Â
Dengan demikian, sistem TMC tidak hanya digunakan oleh pabrikan Ford saja. Karena menggunakan satu bahasa pemrograman, semua mobil pintar dapat terhubung.
Advertisement