Negara Ini Larang Penjualan Mobil Setir Kanan, Kenapa?

Pemerintah Armenia berencana melarang penjualan dan impor mobil setir kanan per April 2018.

oleh Yurike Budiman diperbarui 16 Jan 2018, 14:21 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2018, 14:21 WIB
Armenia Larang Penjualan Mobil Setir Kanan
Armenia mengumumkan regulasi terbarunya, mobil dengan setir kanan akan dilarang masuk Armenia per April mendatang

Liputan6.com, Yerevan - Pemerintah Armenia akan melarang impor dan penjualan mobil setir kanan mulai 1 April 2018 mendatang. Hal ini membuat sejumlah pengemudi di Armenia memprotes kebijakan tersebut.

Dilansir Armeniaweekly, Selasa (16/1/2018), seminggu setelah pengumuman itu dibuat, sejumlah pemilik mobil setir kanan yang kecewa, berkumpul di luar Kementerian Transportasi, Komunikasi, dan Teknologi Informasi Armenia (MTCIT) untuk memprotes keputusan tersebut.

Salah satu pengunjuk rasa menunjukkan kemarahannya karena mereka yakin mobil dengan setir kanan lebih aman dibanding setir kiri. Menurut laporan dari kepolisian Armenia, jumlah kecelakaan mobil setir kanan tidak begitu besar, hanya 10 persen. Berdasarkan data, hingga 30 September 2017, mobil setir kanan di Armenia ada 31.415 kendaraan yang terdaftar.

Keputusan ini dikeluarkan karena pemerintah khawatir, jika pelarangan tidak dilakukan, penjualan mobil impor setir kanan bakal terus naik dan jumlah mereka di jalan raya makin banyak.

Meski sempat didemo, Menteri Vahan Martirosyan akan tetap mempertahankan keputusannya bahwa hanya mobil setir kiri yang harus dioperasikan di jalan. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Selanjutnya

Para pemilik mobil setir kanan khawatir mereka tidak dapat menjual kendaraan dan harga mobil mereka akan turun secara signifikan jika mereka ingin menjualnya.

Seperti diketahui, pada 2017 lalu, ada 13 ribu mobil setir kanan diimpor ke Armenia, menambah populasinya yang secara total berjumlah 36 ribu unit. Kebanyakan mobil tersebut berasal dari Jepang karena harganya yang relatif lebih murah dan tampilannya yang cukup bergaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya