Liputan6.com, Jakarta - Mahathir Mohamad telah resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia. Pengucapan sumpah jabatan pria berusia 92 tahun itu telah dilakukan pada Kamis, (10/5/2018) malam waktu setempat.
Namun di balik pelantikanya tersebut, ada yang cukup menarik khususnya bagi dunia otomotif. Ya, Mahathir menggunakan Proton Perdana tipe limusin. Demikain dilansir Malaysiakini, Minggu (13/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Mobil ini menggunakan pelat Proton 2020. Tentu saja hal ini jadi menarik, seakan sang Perdana Menteri yang diusung dari Pakatan Harapan itu cinta produk dalam negeri.
Mirip dengan Presiden Vladimir Putin yang menunggangi mobil buatan local, Kortezh. Padahal seperti pemimpin negara lainnya, Putin sempat menunggangi mobil kepresidenan besutan Mercedes-Benz, yaitu S600 Pullman Guard.
Kembali lagi ke Mahathir dan Proton. Seperti diketahui, Mahathir menjadi pelopor Proton kala dirinya menjabat Perdana Menteri Malaysia beberapa tahun lalu.
Selain itu dia juga memberikan mandat, agar para pejabat di pemerintahan disana menggunakan Proton sebagai kendaraan pemerintahan. Hal itu pula disebutkan Mahathir adalah Bapak Proton.
Sedangkan penggunaan pelat nomor dengan angka 2020 melambangkan visi Mahathir menjadikan Malaysia sebagai sebuah negara maju menjelang 2020.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Proton Perdana
Sebagai informasi, kemunculan Proton Perdana hadir berkat kerja sama antara pabrikan Malaysia tersebut dengan Honda Motor.
Pada 2012, keduanya bersepakat untuk berkolaborasi, salah satunya bertukar teknologi, platform, fasilitas, dan beberapa model.
Tahun 2013, lahirlah Proton Perdana yang menggunakan sasis dari Honda Accord khususnya untuk pasar Amerika Utara, namun jantung pacunya menggunakan mesin buatan Proton tipe Petronas E01e berkapasitas 1.8 liter, 2.0 liter dan 2.2 liter.
Masih di tahun yang sama, Proton juga menghadirkan Perdana dengan versi 2.0 dan 2.4 terbaru dengan perbedaan sumbu roda lebih panjang, sehingga memang terlihat mirip model limosin.
Kala itu, model Proton Perdana limosin diperuntukan oleh perdana Menteri Malaysia, Najib Razak dan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin.
Advertisement