Seperti Mobil, Pajak Motor Listrik Juga Bakal Diturunkan

Tren kendaraan ramah lingkungan termasuk di dalamnya motor listrik, cepat atau lambat bakal berkembang di Tanah Air

oleh Herdi Muhardi diperbarui 31 Okt 2018, 14:04 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 14:04 WIB
Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan memaparkan impresi pertama berkendara dengan Gesits.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan memaparkan impresi pertama berkendara dengan Gesits.(Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tren kendaraan ramah lingkungan termasuk di dalamnya motor listrik, cepat atau lambat bakal berkembang di Tanah Air. Apalagi, rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait kendaraan listrik ini sudah selesai dikaji di Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Bahkan, draf Perpres kendaraan listrik sudah dikirim ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, untuk selanjutnya dimintai persetujuan Presiden Joko Widodo.

Dijelaskan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, terkait motor listrik saat ini masih bentuk prototipe, dengan adanya joint study dengan organisasi riset asal Jepang, New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO).

"Terutama teknologi sistem baterai, tuker-tukeran seperti apa. Lalu, kedua dari segi harga jika motor listrik lebih mahal ya dari motor bensin biasa," jelas Airlangga, di sela-sela pembukaan Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018, di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2018).

Lanjut Airlangga, untuk harga motor listrik sendiri, di negara lain diberikan subsidi. Namun, untuk di Indoensia tidak mungkin memberikan hal tersebut.

"Nah, kalau kami ingin dorong dengan insentif lain, seperti PPnBM akan diturunkan. Prototipe saat ini masih dijalankan di 10 universitas, kita lihat hasilnya," tegasnya.

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Sementara itu, regulasi terkait motor listrik ini kemungkinan besar akan masuk juga ke perpres kendaraan listrik. Jadi, tidak ada regulasi baru terkait roda dua emisi rendah ini.

"Itu kan masuk ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu), nanti masuk ke Perpres. Ya sekarang masih dibahas," pungaksnya.

Untuk diketahui, riset bersama NEDO ini dilakukan oleh PT Astra Honda Motor (AHM). Penelitian ini terkait teknologi anyar motor listrik atau lebih tepatnya penggunaan baterai yang dapat ditukar (battery sharing) di Indonesia.

Nantinya, teknologi ini bakal memanfaatkan Honda Mobile Power Pack, yang sudah diperkenalkan di ajang Consumer Electronics Show (CES) 2018.

Selain itu, untuk mendukung proyek ini bakal dibentuk perusahaan patungan, yaitu PT HPP Energy Indonesia yang berpusat di Jakarta, yang juga dibentuk oleh Honda, Panasonic, dan Pacific Consultant.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya