5 Risiko Mobil Jarang Dipakai karena PSBB, Apa Saja?

Tak dipungkiri berkurangnya intensitas penggunaan mobil akan berimbas pada beberapa risiko kerusakan komponen krusial pada mobil

oleh Arief Aszhari diperbarui 18 Apr 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi mobil diparkir (Arief A/Liputan6.com)
Ilustrasi mobil diparkir (Arief A/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19. Dengan begitu, sebagian masyarakat pastinya akan menurunkan kegiatannya di luar rumah, dan pastinya berimbas dengan jarang digunakannya mobil kesayangan.

Nah, bagi pemilik kuda besi, harus diperhatikan risiko yang terjadi jika roda empat jarang digunakan. Jangan pernah menganggap, mobil tidak akan rusak jika tidak digunakan dalam beberapa waktu.

Tak dipungkiri berkurangnya intensitas penggunaan mobil akan berimbas pada beberapa risiko kerusakan komponen krusial pada mobil. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, perhatikan beberapa komponen mobil yang paling berpeluang rusak dan cara mengatasinya, seperti disitat dari siaran pers Asuransi Astra:

1) Aki Tekor

Risiko pertama adalah pada komponen kelistrikan tepatnya pada komponen aki. Hal ini akan dirasakan saat pertama kali menyalakan mobil yang sudah lama tak digunakan. Mobil akan menjadi sulit dinyalakan karena adanya penurunan daya listrik dengan sendirinya.

Penurunan daya listrik ini berbeda-beda kondisinya tergantung pada umur dan kualitas aki, semakin tua umur aki maka akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik.

Tipsnya, hidupkan mesin setiap hari tanpa perlu menghidupkan sistem kelistrikan yang lain sekitar 10-15 menit. Waktunya bisa lebih atau kurang tergantung kondisi. Sesekali jalankan mobil untuk pengisian daya listrik pada aki yang lebih maksimal.

2) Tekanan Angin pada Ban Berkurang

Tekanan angin pada ban berkurang terjadi jika mobil terparkir terlalu lama, menyebabkan bagian ban yang menapak langsung dengan aspal akan menjadi rata, membuat bentuk ban menjadi tidak lagi bundar utuh. Akibatnya, akan terjadi ketidakseimbangan ketika mobil pertama kali dijalankan setelah sekian lama terpakir. Selain itu penyebab tekanan angin pada ban berkurang juga disebabkan oleh karet penutup yang berubah tekstur atau bisa juga disebabkan adanya bagian yang tidak rata antara ban dan pelek.

Tipsnya, jalankan mobil beberapa saat (maju-mundur) atau masuk-keluar garasi secara rutin. Upayakan posisi pelek dan karet penutup ban juga berubah posisi tumpuan. Hal ini bertujuan agar tekanan angin pada ban akan terdistribusi secara merata dan ban tidak terlalu lama tertumpu hanya pada satu titik tertentu saja.

3) Bahan Bakar Mengendap

Iklim di Indonesia yang tropis membuat udara lembab akan menyebabkan pengembunan pada tangki dan saluran bahan bakar jika mesin tidak dihidupkan dalam waktu lama.

Akibatnya, yang terjadi adalah bahan bakar akan tercampur dengan air yang menguap sehingga dapat mengurangi kualitas bahan bakar serta berpotensi menimbulkan karat pada tangki/saluran bahan bakar yang terbuat dari besi. Adapun bahan bakar di Indonesia terutama solar bio-diesel, jika dibiarkan terlalu lama akan terjadi endapan yang akan menyumbat saluran bahan bakar.

Tipsnya, saat memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster. Rajinlah untuk memeriksa dan mengganti filter bahan bakar secara rutin agar bensin yang dikirim untuk proses pembakaran akan tersaring dan bersih dari partikel kotoran dan karat.

4. Karat pada Piringan Cakram Rem

Ketika mobil tidak digunakan dalam durasi yang cukup lama, ditambah dibiarkan terkena hujan karena terparkir di tempat terbuka. Karat akan timbul pada piringan cakram yang dimana hal ini merupakan proses alamiah antara lingkungan dengan benda yang berunsur besi. Jika terus dibiarkan akan menyebabkan berkurangnya performa rem dan juga akan menimbulkan bunyi saat mobil pertama kali dipakai kembali.

Tipsnya, sebaiknya mobil tetap dijalankan minimal satu kali dalam seminggu, karena karat pada piringan cakram pada umumnya akan hilang dengan sendirinya ketika mobil sudah dijalankan sejauh 3-5 meter, karat akan hilang karena adanya gesekan dari kampas rem.

5. Kuman dan Debu pada Saluran AC

Penting untuk diketahui, bahwa AC mobil yang jarang digunakan tidak lah akan menjadi lebih awet, ditambah AC yang jarang beroperasi akan memiliki udara yang tidak bersikulasi, hal ini dapat menyebabkan endapan debu dan kuman di seluruh bagian saluran AC yang berdampak pada kualitas udara di dalam kabin mobil ketika mobil hendak dipakai kembali.

Tipsnya, disarankan agar rutin memanaskan mesin mobil sambil menyalakan AC sekitar 5-10 menit minimal seminggu sekali. Ini bertujuan agar gas pendingin freon tidak mengendap dan membiarkan ada nya sirkulasi udara pada kabin mobil.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya