Jangan Asal, Mengencangkan Busi Ada Aturannya

Setiap komponen pada kendaraan memiliki peranan penting. Misalkan saja busi yang bertanggung jawab untuk memastikan proses pengapian berjalan sebagaimana mestinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2020, 21:00 WIB
Busi Motor
Agar tidak tembus air, busi bisa diikat dengan isolasi khusus (Foto: mpm-motor.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap komponen pada kendaraan memiliki peranan penting. Misalkan saja busi yang bertanggung jawab untuk memastikan proses pengapian berjalan sebagaimana mestinya.

Namun komponen ini seringkali dianggap remeh oleh pemilik kendaraan. Seperti tidak memperhatikan cara memasang yang benar dan sebagainya.

Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, yang harus diperhatikan ketika memasang busi adalah tingkat kekencangan karena pemasangan busi dengan nilai torsi yang tidak tepat, seperti terlalu kencang atau terlalu kendor dapat berakibat fatal pada busi.

Sebagai contoh, apabila memasang busi terlalu kencang dapat mengakibatkan ulir busi rusak yang tentunya akan mengakibatkan busi nantinya akan sulit untuk dilepas kembali.

"Bagian center electrode hingga terminal nut pun tidak luput dari resiko kerusakan kalau tidak memasang busi dengan tingkat kekencangan yang tepat sehingga akan memengaruhi fungsi busi hingga performa mesin kendaraan," jelasnya.

 

Kekencangan Pemasangan Busi

Diko menambahkan, rekomendasi tingkat torsi kekencangan pemasangan busi ditentukan oleh 3 hal, yaitu tipe busi yang menggunakan gasket atau tanpa gasket, ukuran diameter ulir busi, dan tipe kepala silinder mesin yang menggunakan cast iron atau aluminium.

Torsi kekencangan dalam pemasangan busi tergantung pada tipe busi. Ada dua tipe busi dengan torsi pemasangan berbeda, yakni tipe busi dengan gasket dan tanpa gasket.

Untuk tipe busi dengan gasket ukuran diameter 18 mm, maka torsi pengencangannya 35 - 45 Nm atau rotasi putaran setengah atau dua pertiga putaran, diameter 14 mm torsi pengencangan 25 - 30 Nm dengan rotasi putaran sama, ukuran diameter 12 mm torsi pengencangan 15 -20 Nm atau rotasi putaran setengah putaran, diameter ukuran 10 mm torsi pengencangan 10 - 12 Nm atau setengah putaran, dan diameter ukuran 8 mm torsi pengencangan 8 - 10 Nm atau sepertiga putaran.

 

Busi Tanpa Gasket

Sedangkan untuk tipe busi tanpa gasket, ukuran diameter 18 mm torsi pengencangannya 20 - 30 Nm atau rotasi putarannya seperenambelas, dan diameter 14 mm torsi pengencangan 15 - 25 Nm dengan rotasi putaran sama, seperenambelas putaran.

Saat pemasangan, yang perlu juga diperhatikan adalah penggunaan kunci busi dengan ukuran yang sesuai dengan spesifikasi mesin dan hexagonal busi. Hal ini perlu diperhatikan karena, penggunaan ukuran kunci busi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin berakibat kunci busi tersangkut sehingga dapat menggagalkanproses pemasangan atau pelepasan busi.

"Jika tidak memungkinkan menggunakan kunci torsi yang sesuai maka metode penggunaan sudut derajat pengencangan sudah mampu mewakili," terangnya

Terakhir, pastikan mesin kendaraan sudah berada pada kondisi mati dalam jenjang waktu beberapa saat sebelum melepas dan memasang busi agar sifat logam pada busi maupun kepala silinder sudah stabil. Ini dilakukan agar tidak memicu kerusakan pada kedua komponen tersebut.

Sumber: Otosia.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya