Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan pemudik yang hendak pergi ke Jakarta sepertinya tidak akan mudah seperti biasanya. Pasalnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo , menyatakan secara keseluruhan ada sekira enam ribuan kendaraan tidak dapat masuk ke wilayah Ibu Kota karena tidak memiliki surat izin keluar masuk (SIKM).
Ribuan kendaraan tersebut harus putar balik ke lokasi awal keberangkatan. Dia menyebut, data tersebut terhitung mulai tanggal 26-27 Mei 2020.
"Masyarakat tidak punya SIKM, tapi coba masuk semalam itu 6.364 kendaraan," kata Syafrin di Gedung BNPB, Jakarta Timur, dilansir News Liputan6.com, Kamis (28/5/2020).
Advertisement
Dia merinci untuk tanggal 26 Mei ada 236 kendaraan roda dua, 2.410 kendaraan roda empat perorangan dan 193 kendaraan roda empat umum. Kemudian untuk tanggal 27 Mei terdiri dari 456 kendaraan roda dua, 2.876 kendaraan roda empat perorangan dan 193 kendaraan roda empat umum.
Karena hal itu, dia mengimbau agar masyarakat Jabodetabek yang telah terlanjur melakukan kegiatan ke luar kota sebelum Idul Fitri dapat menunda perjalanan kembali ke Jakarta.
"Bertahan dulu di kampung, bangun kampung, jangan balik ke Jabodetabek mari kita tetap work form home (WFH)," ucap dia.
New Normal, Pengendara Mobil Tak Bisa Top Up di Gerbang Tol
Menyambut era kenormalan baru atau New Normal di tengah pandemi, PT Jasa Marga (Persero) meniadakan layanan top-up tunai atau isi ulang kartu e-toll di gerbang tol.
"Sejak awal pemberlakuan protokol pencegahan Corona ini kami meniadakan layanan top-up tunai atau isi ulang e-toll di Gerbang Tol," ujar Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru dikutip kanal Bisnis, Liputan6.com.
Advertisement
Alternatif Lain
Selain itu, Heru menegaskan, alternatif mengisi uang elektronik saat ini sudah cukup banyak, seperti melalui mobile banking dan ATM di rest area jalan tol.
"Beberapa pengguna jalan yang masih berkeinginan untuk melakukan transaksi tunai di Gerbang Tol dalam rangka mengisi ulang e-toll, ke depannya kami rasa tidak bisa dipertahankan lagi," kata Heru.
Menurut dia, Jasa Marga harus mulai masuk ke era New Normal dengan berupaya menekan penyebaran Corona. Namun di sisi lain bisa secara perlahan-lahan melakukan aktivitas tentunya dengan protokol-protokol baru yang harus diperhatikan demi kesehatan serta keselamatan semua pihak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement