Perang Dagang Amerika - Cina Rugikan Volvo

Volvo merasa dirugikan dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2020, 19:16 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2020, 19:16 WIB
Logo Volvo
Mobil listrik Volvo siap dihadirkan di Tiongkok (Foto:Autonews)

Liputan6.com, Jakarta - Volvo merasa dirugikan dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. 

Seperti disebutkan dalam Automobilwoche, tensi kedua negara itu membuat Volvo harus membuat keputusan sulit.

Kemungkinan bisa membuat Volvo tak lagi peroduksi mobil di China dan mengekspornya ke Amerika Serikat atau Eropa seperti sebelumnya.

"Karena fluktuasi kebijakan perdagangan baru-baru ini, saya tidak berpikir segalanya akan semudah sebelumnya. Setiap mobil yang dijual di sana, akan diproduksi di sana," kata CEO Volvo, Hakan Samuelsson.

Ambil contoh, sedan Volvo S90 dan SUV XC60 diproduks di pabrik terpisah di China tapi juga dibuat di Swedia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sudah Diprediksi

Pada 2018, Volvo sudah memprediksi adanya tensi hubungan Amerika-China yang meningkat. Sehingga memutuskan untuk memroduksi XC60 di Eropa.

Seperti diketahui, Volvo saat ini berada di bawah peusahaan induk Geely. Baru-baru ini mereka membangun pabrik di South Carolina yang memroduksi Volvo S60.

 

Merasa Diberatkan

Volvo juga menjadi merek mobil mewah pertama yang mengekspor mobil buatan China (XC60) kembali ke Amerika Serikat pada 2015 lalu.

Mobil Volvo buatan China dan diekspor ke Amerika Serikat akan dikenakan pajak tambahan. Hal itu jelas memberatkan.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya