Liputan6.com, Jakarta - Segmen superbike memang tak banyak pemainnya di Indonesia. Salah satunya adalah Honda CBR1000RR-R Fireblade yang dibanderol mulai dari Rp 990 juta hingga Rp 1,1 miliar. Sementara itu, rivalnya Yamaha YZF-R1 atau YZF-R1M dijual di bawah harga tersebut.
Kendati begitu, keduanya sama-sama mengusung mesin 1.000 cc. Lantas di manakah perbedaan signifikan produk berbendera Jepang?
Advertisement
Penggemar genre ini, tentu sepakat bahwa performa menjadi penawaran utama dari CBR Triple R maupun R1. Ditambah lagi, ada embel-embel MotoGP untuk menjawab rasa penasaran khalayak, atas sensasi berkendara ala motor Marc Marquez atau Valentino Rossi. Sebagai contoh pada Yamaha R1. Mesin 998 cc DOHC empat silinder segarisnya diramu bersama crankshaft crossplane yang notabene teraplikasi pada Yamaha M1. Berkat racikan bore x stroke: 79.0 x 50.9 mm serta kompresi 13:1, ia sanggup memuntahkan daya sebesar 197,2 Tk/13.000 rpm dan torsi 112,4 Nm/11.500 rpm.
Cara itupun nyatanya berlaku sama terhadap motor buatan Honda. Berbeda dari penetapan diameter dan langkah piston sebelumnya (76 x 55,1 mm), bore x stroke CBR1000RR-R kini menjadi 81 x 48,5 mm. Kalkulasi inilah yang juga digunakan motor prototipe mereka di MotoGP (Honda RC213V). Bila disandingkan dengan Yamaha R1 dan R1M, Honda CBR1000RR-R Fireblade punya torehan jauh lebih baik. Mesin DOHC empat silinder berkubikasi 999,9 cc-nya menyemburkan daya hingga 214 Tk di putaran 14.500 rpm. Pun menyoal torsi, edisi terbaru Fireblade (113 Nm/12.500 rpm) masih unggul ketimbang R1.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Teknologi Honda CBR
Disebut oleh pihak AHM, jeroan CBR1000RR-R Fireblade kedapatan piston berbahan aluminium tempa (Forged Aluminium). Dengan masing-masing komponen (terdapat 4 buah) berbobot lebih ringan 5 persen dibandingkan model terdahulu, sekaligus menaikkan kekuatan serta ketahanannya. Sementara untuk camshaft, diberi lapisan khusus disebut Diamond Like Carbon (DLC). Ditujukan untuk mengurangi friksi hingga 35 persen ketimbang komponen non-DLC. Kemudian Connecting rods (conrod), memakai material titanium, sehingga bagian ini bobotnya berkurang 50 persen.
Keseluruhan output CBR1000RR-R Fireblade bersanding dengan perangkat elektronik komplet. Sebut saja Throttle by Wire yang menyajikan bukaan gas presisi. Kemudian Sensor advance Inertia Measurement Unit (IMU) 6-Axis, bertugas mengukur posisi sepeda motor dalam enam axis (sumbu). Peranti ini bekerja bersama Honda Electronic Steering Damper (HESD). Fiturnya sendiri memiliki tiga pengaturan (hard, medium, soft), berguna untuk menentukan stabilitas berkendara pada kecepatan tinggi dan menikung.
Tak cuma itu, Honda CBR1000RR-R Fireblade juga menyediakan tiga mode berkendara. Opsinya meliputi Mode 1,2 dan 3. Dari situ pula pengendara dapat menentukan sendiri besaran tenaga, kontrol torsi atau Honda Selectable Torque Control, engine brake, wheelie control maupun suspensi secara personal. Masing-masing fitur pendukung juga sudah adjustable. Untuk output tenaga terdapat 5 penyetelan, HSTC (Honda Selectable Torqure Control) 9 setelan, engine brake 3 pilihan, termasuk wheelie control dan suspensi yang juga menyediakan tiga level. Pengaturan juga dapat dilakukan pada sistem pengereman ABS-nya. Terdapat pilihan Sport untuk penggunaan di jalan umum dan Track untuk kebutuhan balapan.
Advertisement
Fitur Canggih
Kelengkapan ini dapat ditemui di CBR1000RR-R standar maupun SP. Termasuk mengenai keberadaan fitur semacam Rear Lift Control (untuk mencegah roda belakang terangkat akibat pengereman keras), Start Mode (membatasi putaran mesin di 6.000-10.000 rpm saat start) dan Assist & Slipper Clutch. Sementara untuk memaksimalkan pengendalian, sasis model Twin-Spar aluminium tetap dijadikan pilihan. Namun, kini dipadu swingarm aluminium lebih panjang. Senada dengan penambahan wheelbase-nya.
Namun, tetap ada pembeda antar keduanya. Apalagi dengan selisih harga signifikan. CBR1000RR-R terbawah memakai perlengkapan pengereman Nissin Dual Front Disc Brake Radial 4-piston diameter 330 mm dan Brembo 2 piston (depan-belakang). Sementara tipe CBR1000RR-R Fireblade SP, rem depannya memakai Brembo Dual Front Disc Brake Radial 4 piston dengan padu padan Brembo 2-piston di di belakang.
Penyajian peredam kejut di kedua tipe CBR1000RR-R jua tak sama. Untuk CBR1000RR-R Fireblade Standar dipasangi model Inverted Telescopic atau upside-down (USD) dan tipe Pro-Link with Gas Chamber kepunyaan Showa (depan-belakang). Semuanya bisa di-setting manual, mulai dari sisi preload, rebound, hingga kompresinya. Sementara tipe SP dibekali fork USD merek Ohlins Smart-EC dan tipe Pro-Link with Gas Chamber Ohlins Smart-EC di belakang. Keduanya dapat diatur via mode berkendara. Terakhir, CBR1000RR-R teratas sudah dilengkapi Quick Shifter.
Kuda Besi Yamaha
Kuda besi Yamaha bukannya tak punya daya saing. Performa di atas tadi juga terbantukan oleh fitur pendukung yaitu Slide Control System (SCS), Traction Control System (TCS), Lift Control System (LIF), Quick Shift System (QSS) Launch Control System (LCS). Secara garis besar, penerapannya sama seperti CBR1000RR-R Fireblade, beda penamaan saja.
Teruntuk Yamaha R1M, sudah menggunakan teknologi ride-by-wire bernama Yamaha Chip Controlled Throttle (YCC-T). Sistem yang dibangun bersamaan dengan Accelerator Position Sensor with Grip (APSG). Dan, seperti pula pada kompetitor, terdapat perbedaan spesifikasi antara R1 dan R1M. Shock depan R1M telah dilengkapi NPX fork system. Singkatnya, perangkat itu mampu memberi peredaman secara konsisten saat melahap jalan yang kurang mulus. Fungsi serupa juga dilakoni suspensi belakang. Itulah yang membuat feeling berkendaranya bakal optimal.
Apalagi, Ohlins sudah menyuntik dengan Electronic Racing Suspension (ERS). Teknologi ini menjadi pendukung bagi Suspension Control Unit (SCU), yang difungsikan untuk menyetel suspensi secara real time guna memaksimalkan kinerja motor, baik saat mengerem, menikung hingga berakselerasi. Sementara dari sektor pengereman, mereka menerapkan sistem Brake Control yang bahu membahu dengan Antilock Braking System (ABS). Dengan begitu, gejala selip dapat dieliminir ketika pengendara melakukan pengereman agresif.
Advertisement
Siapa Unggul?
Sistem itu juga memberikan dampak brake force ketika lean angle (sudut kemiringan) motor meningkat. Jadi, pengendara lebih percaya diri, meski menekan rem di tengah tikungan. Mereka pun memberikan sentuhan baru pada disc brake berukuran 320 mm (depan) dan 220 mm (belakang). Ditambah penyempurnaan kinerja kaki-kaki karet bundar Bridgestone RS11. Sebuah ban berdesain khusus untuk balapan, yang menjanjikan kestabilan lebih baik. Sokongan elektronik pada pengereman pun diperkuat dengan sistem EBM (engine Brake Management) terbaru. Ada tiga level engine brake yang memudahkan sang kuda besi memasuki tikungan lebih halus.
Hanya saja, pembaruan Yamaha R1M ini sepertinya belum ada di Indonesia. Kalau pun datang, masuk akal bila harga jualnya mendekati CBR1000RR-R Fireblade. Secara keseluruhan, kedua superbike Honda maupun Yamaha sama-sama diperkaya fitur pendukung berkendara nan canggih, walau CBR1000RR-R Fireblade unggul secara output.
Sumber: Oto.com