Liputan6.com, Jakarta - Pemilik hypercar elektrik Pininfarina Battista tak perlu pusing masalah pengisian baterai. Hal ini bisa tercapai berkat kerja sama dengan ChargePoint, perusahaan penyedia stasiun pengisian energi listrik untuk kendaraan listrik.
ChargePoint salah satu penyedia charging station terbesar di dunia, jaringannya meliputi 115 ribu titik pengisian energi listrik di Amerka Serikat dan Eropa ditambah lagi 133 ribu stasiun lainnya yang terintegrasi dengan jaringan penyedia dari perusahaan lain. Pemilik Battista tak perlu repot mencari pengisian energi baterainya.
Advertisement
Menggunakan sistem pengisian daya ChargePoint 180 kilowatt DC, pemilik Pininfarina Battista dapat mengisi baterai berkapasitas 120 kWh miliknya dari kondisi 10% sampai 80% hanya dalam 25 menit saja. Pininfarina mengklaim mobil ini mampu berjalan sejauh kurang lebih 500 km. Tentu saja kalau pengemudinya benar-benar ingin menikmati esensi berkendara sesungguhnya dari Pininfarina Battista, jangan harap bisa sampai 500 km jarak tempuhnya.
Bagaimana tidak, siapa yang tak tergoda untuk menikmati tenaga sebesar 1.900 hp dengan torsi puncak 2.300 Nm milik hypercar ini. Bahkan akselerasi 0-100 kpj diklaim lebih cepat dari mobil Formula 1 saat ini, di bawah 2 detik saja. Hebatnya, itu semua dikemas dalam paket teknologi tanpa emisi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Empat Motor Elektrik
Pantas bila mobil ini mengemban nama Battista yang merupakan nama dari pendiri sekaligus pemilik dari Pininfarina. Battista Farina mendirikan rumah desain Pinin Farina di 1930 sebagai perusahaan karoseri untuk kendaraan konstruksi dan mobil penumpang. Sejak saat itu banyak produsen mobil yang menggunakan jasa firma desain Pininfarina untuk membuat wujud mobilnya. Tak main-main, produsen mobil seperti Ferrari dan Maserati langganan tetapnya.
Dibalik jubah Pininfarina Battista, sebetulnya bersembunyi jantung pacu elektris hasil karya Rimac Automobili, produsen mobil listrik asal Kroasia yang 15,5% sahamnya dimiliki oleh Porsche. Hypercar ini memiliki empat motor elektris yang menggerakkan keempat rodanya. Mendukung performa itu, keempat rodanya dibalut ban Pirelli P Zero Corsa yang mencengkeram aspal.
Struktur rangka mobil ini terbuat dari material carbon fibre. Tapi beberpa bagian yang rawan benturan dibuat dari material alumunium untuk perlindungan yang lebih baik bagi penghuni kabinnya. Nah desain dan tema warna bagian dalam kabinnya itu bisa dibuat sesuai pesanan. Makanya tak lebih dari 150 unit Pininfarina Battista yang dibuat manual oleh tangan-tangan terampil insinyur Pininfarina di Turin, markas mereka di Italia.
Â
Advertisement
Sentuhan Magis
Percaya atau tidak, sentuhan magis kandang Pininfarina itu telah berkontribusi dalam melahirkan beberapa supercar tercantik di dunia belakangan ini. Mereka adalah, Bugatto Veyron dan Chiron, Ferrari Sergio Lamborghini Urus, McLaren P1, Mercedes AMG Project-One, Pagani Zonda dan Porsche Mission E. Belum lagi banyak mobil klasik yang masih punya nilai tak terhingga hingga kini.
Pininfarina kini memang tak lagi sama dengan sebelumnya. Ia telah diakuisisi oleh produsen mobil asal India, Mahindra pada 2015. Namanya pun diubah dari Pininfarina SpA menjadi Automobili Pininfarina GmbH. Kantor pusatnya sekarang berlokasi di Munich, Jerman. Meski begitu, semangat Battista sebagai pendiri Pininfarina pertama tak pernah lepas. Design diector Pininfarina masih dipegang orang Italia, Luca Bogogno.
Pininfarina sekarang dipimpin oleh Michael Perschke, mantan bos Audi di India. Bahkan untuk menciptakan mobil ini, Pininfarina turut mengajak serta pembalap Formula E, Nick Heidfeld dan beberapa pembalap lain seperti Peter Tutzer dan Rene Wollmann.
Sumber: Carvaganza.com
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Advertisement