Renault-Nissan Berselisih dengan Para Pekerja Soal Protokol Kesehatan di Pabrik

Renault-Nissan telah mengatakan di pengadilan India, bahwa harus melanjutkan produksi di pabrik mobilnya untuk memenuhi pemesanan kendaraan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Mei 2021, 11:02 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2021, 11:02 WIB
Perdana Menteri Prancis Bantah Merger Renault-Nissan
Kabar burung ini memerahkan telinga pemerintah Prancis selaku pemegang saham terbesar di Renault SA.

Liputan6.com, Jakarta - Renault-Nissan telah mengatakan di pengadilan India, bahwa harus melanjutkan produksi di pabrik mobilnya untuk memenuhi pemesanan kendaraan. Selain itu, aliansi ini juga menolak klaim dari serikat pekerjanya jika mengabaikan protokol kesehatan Covid-19 di fasilitas perakitan di Negeri Bollywood tersebut.

Melansir Reuters, Renault-Nissan India dan para pekerjanya di pabrik Negara Bagian Selatan Tamil Nadu telah terlibat perselisihan hukum, setelah para pekerja mengajukan petisi ke pengadilan untuk menghentikan operasi karena norma jarak sosial dilanggar. Masalah lain, juga karena tunjangan kesehatan yang diberikan perusahaan tidak sebanding dengan risikonya.

Sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut, Renault-Nissan telah membantah dalam pengajuan pengadilan (tidak dipublikasikan) bahwa ada kebutuhan mendesak untuk melanjutkan operasi guna memenuhi pesanan domestik dan ekspor. Namun, semua protokol kesehatan telah diikuti oleh Renault-Nissan.

Kasus ini sendiri akan dilanjutkan, di sidang pada Senin, di Pengadilan Tinggi Madras, ketika pemerintah negara bagian, yang juga pihak dalam kasus tersebut diharapkan untuk mengajukan tanggapannya.

Seorang pejabat tinggi negara bagian Tamil Nadu mengatakan kepada Reuters, Minggu (23/5/2021), bahwa perusahaan mobil akan diizinkan untuk melanjutkan operasi, tetapi tindakan akan diambil terhadap pelanggaran protokol terkait jaga jarak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Protokol Kesehatan

"Ini adalah masalah hidup versus mata pencaharian," ujar M Moorthy, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Renault-Nissan India yang mewakili 3.500 pekerja pabrik tetap. "Kami hanya ingin protokol jarak sosial diikuti dan manajemen bertanggung jawab atas segala risiko bagi pekerja atau anggota keluarga mereka," tegasnya.

Sebagai informasi, pabrik yang memproduksi mobil Nissan, Renault dan Datsun ini mempekerjakan 3.000 pekerja kontrak, 2.500 anggota staf, dan 700 magang.

Nissan, yang memiliki saham mayoritas di pabrik Renault-Nissan India, menolak berkomentar untuk artikel ini.


Infografis Waspada Klaster Baru Covid-19 Bermunculan

Infografis Waspada Klaster Baru Covid-19 Bermunculan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waspada Klaster Baru Covid-19 Bermunculan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya