Berkah Diskon PPnBM Mobil Baru, Pembiayaan Adira Finance Tembus Rp25,9 Triliun 2021

Adira Finance yang mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp25,9 triliun atau naik 39 persen dibanding 2020

oleh Arief Aszhari diperbarui 12 Feb 2022, 12:05 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2022, 12:05 WIB
Pembiayaan Mobil Bekas Tak Takut Subsidi Pajak Mobil Baru
Suasana penjualan mobil bekas di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (26/3/2021). Perusahaan pembiayaan belum tentu memberikan kredit kepada mereka yang hendak memanfaatkan pajak nol persen untuk membeli mobil baru dengan mudah di tengah naiknya risiko kredit macet (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan penjualan kendaraan baru pada 2021 telah mengalami peningkatan pada 2021. Hal tersebut, didukung dengan kebijakan pemerintah, terkait diskon Pajak Penjualan atas Barang mewah (PPnBM) yang berlangsung hingga Desember tahun lalu.

Hal tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap bisnis pendukung otomotif, seperti lembaga pembiayaan. Salah satunya, adalah Adira Finance yang mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp25,9 triliun atau naik 39 persen dibanding 2020. Seluruh segmen pembiayaan mengalami kenaikan, terutama mobil baru, mobil bekas, dan motor baru.

"Ini didukung dengan kemajuan ekonomi dan subsidi PPnBM dari pemerintah yang kritikal buat sektor otomotif," jelas Presiden Direktur Adira Finance, hafid Hadeli, saat konferensi pers secara virtual, Jumat (12/2/2022).

Sementara itu, Piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan tercatat masih menurun sebesar 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 40,4 triliun pada 2021.

Pembiayaan Adira Finance Tembus Rp25,9 Triliun 2021 (Ist)
Pembiayaan Adira Finance Tembus Rp25,9 Triliun 2021 (Ist)

Penurunan pada piutang yang dikelola sebagian disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru karena penjualan belum kembali ke tingkat pra-Covid

Pada 2021, perusahaan telah memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak oleh krisis ekonomi akibat adanya pandemi. Per Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak Rp19 triliun, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp34 miliar.

Per Desember 2021, Rasio gross NPL konsolidasi tercatat sebesar 2,3 persen, turun jika dibandingkan September 2021 sebesar 3,2 persen yang didukung membaiknya aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sisi keuangan

Dari sisi keuangan, perusahaan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp8,8 triliun, turun 15 persen year-on-year dibandingkan tahun lalu, terutama karena penurunan piutang pembiayaan.

Sementara itu, beban bunga turun sebesar 26 persen year-on-year menjadi Rp3,2 triliun sejalan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.

Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp5,6 triliun turun 7 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara margin bunga bersih meningkat menjadi 13,5 persen dari sebelumnya 12 persen.


Infografis Tertib Protokol Kesehatan Covid-19, Lawan Hoaksnya!

Infografis Tertib Protokol Kesehatan Covid-19, Lawan Hoaksnya! (Liputan6.com/Niman)
Infografis Tertib Protokol Kesehatan Covid-19, Lawan Hoaksnya! (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya