Liputan6.com, Jakarta - Produsen baterai besar asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) siap kerjasama dengan perusahaan milik negara untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, investasi untuk bisnis masa depan ini, sebesar US$ 6 miliar atau setara dengan Rp 86,1 triliun.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/4/2022), CATL sendiri akan bekerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melalui cucu usahannya, Ningbo Contemporary Crunp Lygend Co., LTD (CBL) yang merupakan anak perusahaan Guangdong Brunp Recycling Technology Co.,Ltd (Brunp) yang merupakan anak perusahaan CATL.
Baca Juga
Perusahaan baterai asal Negeri Tirai Bambu ini telah menandatangani perjanjian kerangka dengan Antam dan juga PT Industri Baterai Indonesia (IBI). Nantinya, fasilitas ekosistem baterai ini akan meliputi penambangan nikel hingga bahan baterai, daur ulang, dan pabrik baterai untuk kendaraan listrik itu sendiri.
Advertisement
Indonesia memang memiliki target besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik yang terkait dengan cadangan nikel yang sangat besar serta bahan baterai yang penting.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Memperkuat kerjasama
CATL sudah memiliki beberapa keterlibatan di Indonesia, sementara perusahaan China lain termasuk Tsingshan Holding Group juga memainkan peran utama di sektor nikel di Tanah Air.
"Proyek Indonesia merupakan tonggak penting bagi CATL, karena kami memperluas jejak global kami, dan itu akan menjadi lambang persahabatan abadi antara China dan Indonesia," ujar Robin Zeng, pendiri dan ketua CATL.
Sebagai informasi, fasilitas pembuatan baterai ini akan berlokasi di kawasan Industri FHT Halmahera Timur, Maluku Utara dan sejumlah lokasi lainnya di Indonesia.
Advertisement