Liputan6.com, Jakarta - Jutaan kunci digital di seluruh dunia, termasuk yang tersemat di mobil listrik Tesla, dapat dibuka dari jarak jauh oleh peretas yang memanfaatkan kerentanan teknologi Bluetooth. Hal tersebut, ditegaskan oleh sebuah perusahaan keamanan siber, disitat Reuters, Rabu (18/5/2022).
Dalam sebuah video yang dibagikan, peneliti NCC Group, Sultan Qasim khan dapat membuka dan kemudian mengendarai Tesla menggunakan perangkat relai kecil yang terpasang di laptop. Cara ini, untuk menjembatani kesenjangan yang besar antara mobil listrik Tesla dan telepon pemilik.
Baca Juga
"Ini membuktikan bahwa setiap produk yang mengandalkan koneksi BLE terpercaya, rentan terhadap serangan bahkan dari belahan dunia lain," tulis perusahaan dalam sebuah pernyataan yang mengacu protokol bluetooth low energy (BLE), teknologi yang digunakan untuk jutaan mobil dan kunci pintar.
Advertisement
Meskipun Khan mendemonstrasikan peretasan di Tesla Model Y 2021, NCC Group mengatakan, kunci pintar apapun yang menggunakan teknologi BLE, termasuk kunci pintar di perumahan dapat dibuka dengan cara yang sama.
Sementara itu, Tesla sendiri tidak menanggapi permintaan komentar terkait masalah tersebut.
NCC Group mengatakan, kerentanan seperti itu tidak seperti bug tradisional yang dapat diperbaiki dengan tambalan perangkat lunak, dan otentikasi berbasis BLE yang ditambahkan pada awalnya tidak dirancang untuk digunakan dalam mekanisme penguncian.
"Akibatnya, sistem yang diandalkan orang untuk menjaga mobil, rumah, dan data pribadi mereka menggunakan mekanisme otentikasi kedekatan Bluetooth yang dapat dengan mudah dipatahkan dengan perangkat keras murah," tukas perusahaan tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tesla Tunda Jualan Mobil Listrik di India
Tesla perlu lebih bersabar untuk memasuki pasar otomotif India. Hingga kini, perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini, masih belum mendapat restu dari pemerintah Negeri Hindustan.
Padahal, jika dibandingkan dengan negara lain di Asia, beberapa wilayah sudah bisa menikmati teknologi terkini dari mobil listrik melalui keunggulan yang diberikan Tesla. Salah satu contohnya adalah Cina dan Indonesia.
Meski di Indonesia mobil listrik ini masuk melalui keran importir umum, namun, kebijakan yang dilakukan dapat dipenuhi secara penuh oleh Tesla, agar bisa 'menjajah' pasar otomotif Tanah Air.
Adapun permasalahan utama yang membuat Tesla belum bisa melenggang di India, dikarenakan ada beberapa regulasi yang tidak bisa dipenuhi oleh Tesla. Mengutip dari Autoblog, Tesla, kabarnya masih terkendala dengan skema pajak mobil listrik yang diberlakukan di India.
Tidak hanya itu, pemerintah India, melalui petingginya juga berharap jika Tesla masuk ke India, mereka harus mendirikan pusat perakitan di India. Sehingga, untuk komoditi yang bakal mereka pasarkan di India, tidak diimpor dari Amerika Serikat atau Cina.
"Tesla telah menetapkan tenggat waktu 1 Februari, hari di mana India mengumumkan anggarannya dan mengumumkan perubahan pajak, untuk melihat apakah lobinya membuahkan hasil," kata sumber yang mengetahui rencana perusahaan itu kepada Reuters.
Advertisement