Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo tengah melakukan kunjungan kerja ke Australia, dan memastikan bahwa Indonesia merupakan mitra terbaik untuk investasi di kawasan Asia Tenggara. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menekankan sejumlah sektor prioritas yang memiliki potensi tinggi bagi investor.
“Indonesia memiliki potensi tinggi sebagai tujuan investasi dengan kekayaan sumber daya alam, bonus demografi, pasar yang besar, stabilitas ekonomi dan politik yang terjaga,” ujar Jokowi, saat melakukan pertemuan dengan para CEO perusahaan-perusahaan Australia, dilansir dari laman Setkab, Rabu (5/7/2023).
Sektor prioritas pertama yakni dalam bidang hilirisasi industri. Presiden menuturkan bahwa Indonesia dan Australia memiliki potensi besar untuk berintegrasi dalam mengembangkan industri baterai mobil listrik.
Advertisement
“Indonesia sudah targetkan untuk mulai produksi baterai EV tahun depan, serta produksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta motor listrik di tahun 2035,” tuturnya.
Selain itu, Kepala Negara menyebut Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi hijau. Indonesia memiliki potensi besar sebanyak 434 gigawatt dalam bidang energi baru terbarukan dari angin, air, panas bumi, biofuel, dan surya.
"(Saat ini) tengah dibangun 30 ribu hektare green industrial park," tegasnya.
Jalin Kerja Sama, Indonesia dan Australia Bertekad Kuasai Industri EV dengan Nikel dan Lithium
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) dan Pemerintah Negara Bagian Western Australia menandatangani rencana aksi implementasi Memorandum of Undestanding (Mou) kerja sama Critical Minerals untuk periode 2023-2025.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dengan Premier of Western Australia, Hon Roger Cook MLA dan ini disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Rencana aksi ini untuk mendetailkan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani pada tanggal 21 Februari 2023 di Perth, oleh Ketua Kadin Indonesia dengan Hon Roger Cook MLA.
“Rencana aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu,” papar Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika dalam keterangan tertulis, Selasa (4/7/2023).
Rencana aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama Critical Minerals untuk periode 2023-2025. Kolaborasi tersebut didukung dalam semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Aust
Advertisement