Liputan6.com, Jakarta - Salah satu keuntungan menggunakan sepeda motor adalah konsumsi bahan bakar yang pada umumnya lebih irit dibandingkan dengan mobil. Namun, terkadang konsumsi bensin sepeda motor yang biasanya irit bahan bakar terasa jadi lebih boros, sehingga mengganggu kesenangan dalam berkendara.
Terdapat beragam penyebab sepeda motor terasa jadi lebih boros dalam konsumsi bensin, berikut ulasannya:
Baca Juga
Advertisement
Busi Lemah
Busi tidak layak pakai biasanya menghasilkan percikan api yang lemah, sehingga proses pembakaran tidak optimal. Akibatnya, daya gerak yang dihasilkan akan terasa lemah dan sepeda motor jadi kurang bertenaga.
Biasanya pengendara menarik tuas gas lebih kuat agar kendaraannya dapat berakselerasi lebih cepat, yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Ada beberapa penyebab lemahnya percikan api yang keluar dari ujung elektroda busi, seperti kotoran sisa pembakaran yang menempel pada busi atau kondisi busi itu sendiri. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan sepeda motor secara rutin.
Filter Udara Kotor dan Tekanan Angin Ban
Filter udara yang kotor adalah salah satu penyebab konsumsi bahan bakar jadi lebih boros. Kotoran seperti minyak dan debu yang menempel pada filter menghambat aliran udara yang masuk ke ruang bakar, akibatnya volume campuran udara dan bahan bakar menjadi tidak ideal.
Kondisi ini membuat proses pembakaran jadi tidak sempurna sehingga banyak bahan bakar terbuang sia-sia. Karena itu, penting untuk membersihkan atau mengganti filter udara secara teratur.
Sedangkan kondisi ban yang kekurangan angin membuat permukaan ban yang menyentuh aspal jadi lebih lebar. Akibatnya laju motor akan terhambat dan motor terasa lebih berat. Tekanan angin yang tidak cukup menyebabkan mesin bekerja lebih keras dan akhirnya mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar.
Advertisement
Rantai Kendor, Belt CVT Aus/Retak dan Gaya Berkendara
Rantai motor yang kendur atau belt CVT yang melar juga dapat menyebabkan konsumsi bensin boros, karena rantai yang kendur akan mengakibatkan tarikan pada roda menjadi berat.
Kondisi tersebut menandakan bahwa rantai atau belt CVT perlu diganti dengan yang baru. Jika sabuk CVT tidak diganti, maka konsumsi bahan bakar akan meningkat dan ada risiko belt CVT putus secara tiba-tiba.
Terakhir, faktor penting lainnya adalah gaya berkendara. Gaya berkendara yang kurang baik juga dapat mengakibatkan penggunaan bensin menjadi boros. Jika gaya berkendara sering kali melakukan akselerasi tiba-tiba, menggeber-geber motor, maka dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar secara signifikan.
“Meski sepeda motor dalam kondisi prima, konsumsi bahan bakar yang efisien tidak akan bisa tercapai apabila tidak dibarengi dengan gaya berkendara yang baik. Untuk itu, penting agar gaya berkendara dilakukan dengan tenang dan santai guna mencapai efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih baik," terang Ade Rohman, Sub Department Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora.
Sumber: Otosia.com
Penulis: Nazarudin Ray