Nissan Akan Setop Gelontorkan Dana Pengembangan Mesin Bensin dan Diesel

Sementara Toyota, Mazda, dan Subaru mengumumkan kemitraan untuk mengembangkan mesin pembakaran internal generasi baru yang lebih bersih, Nissan ambil langkah menyeberang.

oleh Khizbulloh Huda diperbarui 04 Jun 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 14:14 WIB
Nissan Ariya
Nissan Ariya adalah model mobil listrik kedua Nissan yang mulai dijual pada 2021. (Nissan)

Liputan6.com, Melbourne - Toyota, Mazda, dan Subaru mengumumkan kemitraan untuk mengembangkan mesin pembakaran internal generasi baru yang lebih bersih, namun berbeda dengan Nissan. Jenama asal Jepang ini justru berhenti melakukan investasi pada mesin peminum bensin dan solar.

Nissan telah memperjelas bahwa mereka tidak akan lagi mengembangkan mesin pembakaran internal baru, menandakan peralihannya ke masa depan mobil listrik. Mereka mengatakan perusahaan telah mengeluarkan banyak uang untuk mesin konvensional.

"Masa depan kami adalah EV. Kami tidak berinvestasi pada powertrain baru untuk ICE (internal combustion engine), itu sudah pasti," ungkap Francois Bailly, Senior Vice-President dan Chief Planning Officer Nissan untuk kawasan Afrika, Timur Tengah, India, Eropa, dan Oseania kepada media Australia, Drive, Senin (3/6/2024).

Kendati investasi akan berhenti, dengan melihat perkembangan pasar dan kesiapan akan adopsi mesin listrik yang berbeda-beda, Nissan tetap akan menawarkan mobil pembakaran internal. Hanya saja, mesinnya akan tetap memakai mesin lama yang sudah ada.

Lebih lanjut, Bailly memaparkan bahwa transisi ke model listrik penuh akan dilakukan melalui teknologi e-Power milik Nissan, yang mana itu adalah sistem hybrid yang memfungsikan mesin pembakaran sebagai generator untuk mengisi daya baterai.

Sistem hybrid Nissan e-Power saat ini tersedia pada SUV Qashqai dan X-Trail, namun komentar Bailley tampaknya mengindikasikan bahwa sistem tersebut akan berkembang biak di seluruh jajaran SUV Nissan lainnya.

Menandaskan pernyataannya, Bailley menekankan bahwa penghentian mobil pembakaran internal akan bergantung pada kesiapan dari tiap kawasan dan itu akan dilakukan secara bertahap.

"Pasar Afrika (masih mengandalkan) seperti Euro2, Euro4, jadi laju penurunan (penggunaan mobil konvensional) sangat bergantung pada pasar per pasar, namun investasi kami jelas. Ini EV, perkuat e-Power," tukasnya.

Subaru, Toyota dan Mazda Kembangkan Mesin Ramah Lingkungan Bersama

Subaru, Toyota, dan Mazda pada Selasa (28/5/2024) telah sepakat untuk bersinergi dalam pengembangan mesin baru untuk kendaraan ramah lingkungan. Fokus utama proyek ini adalah menciptakan mesin pembakaran internal yang dapat diadaptasi untuk mengonsumsi berbagai bahan bakar netral karbon seperti bahan bakar sintetis, biofuel, dan hidrogen cair, dengan tujuan mendekarbonasi mesin tersebut.

Kolaborasi trio produsen mobil asal Jepang ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kinerja mesin secara mandiri, tetapi juga untuk mengoptimalkan integrasinya dengan unit penggerak listrik, yang akan menjadikannya sebagai sebuah mesin hybrid.

Mesin dari kolaborasi tiga jenama ini akan menghadirkan efisiensi ruang dan bobot yang lebih baik dengan desain yang lebih ringkas dan compact. Ukuran yang lebih kecil nantinya akan memungkinkan penurunan kap mesin yang dapat mendukung desain aerodinamis lebih baik sekaligus meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar.

Setiap perusahaan akan terus mengembangkan powertrain khas mereka, termasuk unit boxer milik Subaru, in-line four kepunyaan Toyota, dan mesin rotary yang identik dengan Mazda.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya