Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Lubricants (PTPL), anak perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, kembali menegaskan komitmennya dalam menyediakan produk oli berkualitas tinggi yang memenuhi standar internasional.
Kendati demikian, tidak dimungkiri saat ini ada tantangan besar muncul, karena maraknya peredaran oli palsu di pasaran yang dapat merugikan konsumen dan industri.
Untuk itu, konsumen tidak tertipu oleh produk pelumas palsu, Pertamina Lubricants menyediakan beberapa panduan penting, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Minggu (23/2/2025).
Advertisement
- QR Code di Stiker Label
Setiap botol oli asli memiliki QR Code unik yang dapat dipindai untuk mengakses informasi resmi di situs LUBES ID. Jika kode QR dalam beberapa produk sama, maka produk tersebut patut dicurigai sebagai oli palsu.
- Hologram di Tutup Botol
Terdapat hologram dengan karakter titik (dot) yang hanya terlihat pada sudut kemiringan 45 derajat.
- Nomor Batch pada Tutup dan Leher Botol
Oli asli memiliki 8 digit nomor batch yang dicetak dengan posisi lurus dan sejajar.
- Teknologi Triple Layer Botol
Bagian dalam botol oli asli memiliki warna yang berbeda dengan bagian luar setelah tutup dibuka.
Tidak hanya itu, Pertamina Lubricants mengimbau masyarakat untuk selalu membeli produk oli dari tempat resmi, seperti SPBU Pertamina, Bengkel Fastron Auto Service, Enduro Motor Service, serta bengkel resmi lainnya.
Terlebih, produk oli Pertamina telah diformulasikan dengan teknologi mutakhir, tenaga ahli berpengalaman, serta diuji oleh berbagai badan penguji internasional seperti API, ACEA, dan JASO.
Bahaya Penggunaan Oli Palsu
Penggunaan oli palsu membawa dampak serius bagi mesin kendaraan. Pelumas yang tidak memenuhi spesifikasi standar dapat menyebabkan proses pelumasan tidak optimal, meningkatkan gesekan antar komponen, dan mempercepat keausan mesin.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kerusakan fatal yang membutuhkan biaya perbaikan tinggi.
Quality Manager Pertamina Lubricants, Nurudin, menegaskan bahwa dalam beberapa kasus, seperti pada oli diesel yang tidak mengandung additive detergent atau dispersant, kerusakan mesin bisa terjadi secara langsung.
“Begitu pula dengan pelumas industri yang membutuhkan spesifikasi khusus, seperti pelumas kompresor. Penggunaan pelumas palsu dapat merusak sistem pelumasan secara instan,” ujarnya menjelaskan.
Advertisement
Komitmen Pertamina Lubricants Melawan Oli Palsu
Direktur Utama PT Pertamina Lubricants, Werry Prayogi, menegaskan pentingnya keaslian dan kualitas produk pelumas bagi konsumen.
“Kami memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan konsumen mendapatkan produk oli yang terjaga keaslian dan kualitasnya. Maraknya kasus pemalsuan oli tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga merugikan negara dan industri,” ujar Werry.
Ia juga menambahkan Pertamina Lubricants mendukung penuh upaya penegak hukum dalam memberantas pemalsuan oli.
Selain itu, dalam memastikan kualitas produk, seluruh pelumas yang diproduksi PTPL telah mengantongi sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) baik untuk segmen otomotif maupun industri.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo), Sigit Pranowo, turut menyuarakan keprihatinan atas maraknya oli palsu.
“Kami mendukung upaya Pertamina Lubricants dan merek lain dalam mengedukasi masyarakat serta bekerja sama dengan penegak hukum untuk menindak tegas pelaku pemalsuan,” katanya.
