Saham Tesla Naik Setelah Alami Penurunan Terbesar Sejak 5 Tahun Terakhir, Ada Apa?

Salah satu faktor lain yang turut mendorong kenaikan saham Tesla adalah komentar seorang analis ternama di Wall Street.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 12 Mar 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 19:00 WIB
Tesla Model Y
Saham Tesla (TSLA) kembali naik pada Selasa setelah mengalami hari terburuk dalam lima tahun terakhir.(Tesla)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla (TSLA) kembali naik pada Selasa setelah mengalami hari terburuk dalam lima tahun terakhir. CEO Tesla Elon Musk mengatakan perusahaan akan meningkatkan produksi kendaraan di Amerika Serikat hingga dua kali lipat.  

"Dengan kebijakan luar biasa dari Presiden Trump dan pemerintahannya, serta sebagai bentuk kepercayaan terhadap Amerika, Tesla akan menggandakan produksi kendaraan di AS dalam dua tahun ke depan," kata Musk dalam sebuah acara di Gedung Putih.

Dalam acara tersebut, Presiden Trump mengumumkan dirinya akan membeli mobil listrik Tesla. Menyusul pernyataan tersebut, saham Tesla mencapai level tertinggi dalam sesi perdagangan dan ditutup naik 3,8%. Melansir Yahoo Finance, Rabu (12/3/2025), Trump menyebut Tesla sebagai perusahaan hebat dan berharap pembelian mobil listriknya dapat membantu meningkatkan penjualan Tesla.

Gedung Putih menambahkan kebijakan tarif yang diterapkan Trump bertujuan untuk mendorong manufaktur dalam negeri. Awal bulan ini, Honda juga dikabarkan berencana memproduksi generasi terbaru Civic di AS sebagai respons terhadap kebijakan tarif tersebut.  

Salah satu faktor lain yang turut mendorong kenaikan saham Tesla adalah pernyataan seorang analis ternama di Wall Street, yang menyarankan agar investor membeli saham Tesla.  

"Sejak puncaknya pada 17 Desember, saham Tesla telah turun 50% (dan turun 45% sejak awal tahun) akibat data penjualan yang buruk, sentimen negatif terhadap merek, dan tekanan di pasar. Kami melihat penurunan ini sebagai peluang untuk membeli saham Tesla, terutama sebagai perusahaan yang memimpin dalam pengembangan AI," kata analis dari Morgan Stanley, Adam Jonas.

 

Promosi 1

Sentimen terhadap Tesla

Showroom Tesla di New York, Amerika Serikat. Liputan6.com/Iskandar
Showroom Tesla di New York, Amerika Serikat. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Jonas menambahkan, sentimen terhadap Tesla sering kali bergerak seiring dengan harga sahamnya. Jika saham naik, perhatian publik tertuju pada inovasi AI dan teknologi otonom Tesla. Sebaliknya, jika saham turun, yang menjadi sorotan adalah penurunan penjualan, citra merek yang memburuk, serta kontroversi seputar Elon Musk. Jonas memperkirakan tahun depan akan penuh gejolak bagi Tesla.

Morgan Stanley memprediksi, harga saham Tesla bisa turun ke level terendah USD 200 dalam skenario terburuk, namun juga bisa melonjak hingga USD 800 dalam skenario terbaik.

Faktor-faktor yang bisa mendorong kenaikan Tesla, menurut Jonas, termasuk uji coba taksi otonom di Austin tahun ini, peraturan baru pemerintah terkait kendaraan otonom, pembaruan terkait robot Optimus, serta pencapaian teknologi otomotif lainnya.

 

 

Terlibat Proyek DOGE, Jalankan Bisnis Sulit

CEO Tesla sekaligus Space X Elon Musk saat berpidato di World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
CEO Tesla sekaligus Space X Elon Musk saat berpidato di World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. (Merdeka).... Selengkapnya

Morgan Stanley dan Jonas tetap optimistis terhadap Tesla, dengan menetapkan target harga saham di angka USD 430. Pada Senin malam, Trump juga ikut berkomentar mengenai Tesla. Ia mengklaim, para aktivis sayap kiri berada di balik protes di showroom Tesla dan secara ilegal berusaha memboikot perusahaan tersebut.

Elon Musk, yang memimpin inisiatif kontroversial pemerintah bernama DOGE, mengalami penurunan popularitas di kalangan masyarakat AS. Sementara itu, protes terhadap Tesla semakin meningkat, di tengah menurunnya penjualan di Eropa dan China serta sentimen negatif dari pemilik Tesla di AS yang mulai menjual mobil listrik mereka.

Musk mengakui, keterlibatannya dalam proyek DOGE mungkin mempengaruhi kepemimpinannya di Tesla, SpaceX, xAI, dan perusahaan lainnya.

Dalam wawancara dengan Fox Business, Musk mengatakan bahwa menjalankan bisnisnya dengan sangat sulit karena harus menyeimbangkan tanggung jawabnya dalam pemerintahan dengan kepemimpinan di perusahaan-perusahaannya. "Ini adalah tugas yang sangat berat. Tapi saya yakin kami melakukan hal yang benar," kata Musk. Saat ini, saham Tesla telah turun lebih dari 50% sejak mencapai rekor tertinggi penutupan di USD 479,86 pada 17 Desember 2024.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya