PAN: Kalau PDIP ke Ahok, Koalisi Kekeluargaan Tetap Jalan

Koalisi Kekeluargaan dipastikan berjalan, meski PDIP memutuskan mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Agu 2016, 22:07 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2016, 22:07 WIB
20160808-Tandingi Ahok, 7 Parpol Bentuk Koalisi Kekeluargaan-Jakarta
(Ki-ka) Tujuh Ketua DPW DKI Jakarta dari Partai Demokrat, PKS, PDIP, PAN, Partai Gerindra, PPP dan PKB sepakat membentuk Koalisi Kekeluargaan untuk menghadapi Pilgub DKI 2017, dalam pertemuan di Jakarta, , Senin (8/8). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta- Ketua DPP PAN Yandri Susanto menegaskan koalisi kekeluargaan akan tetap berjalan meski tanpa PDIP. Hal itu akan terjadi apabila partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengusung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Kalau PDIP ke Ahok berarti kita enggak koalisi dengan PDIP, itu hak dia (PDIP). Kalau PDIP ke Ahok, ya sudah PAN tidak berkoalisi dengan PDIP. Ada PKS, PKB, Gerindra, PPP, lebih dari cukup," ungkap Yandri usai menghadiri acara di SMAN 68 Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Ia mengatakan kalau PAN sangat ingin ada calon alternatif selain Ahok. Hal itu agar dapat memberikan warga Ibu Kota pilihan dan tidak bergantung dari mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

"Kita tidak ingin di Jakarta calon tunggal. Pendukung Ahok kan sudah cukup kursinya. Jakarta sebagai barometer harus memberikan contoh yang baik, mesti ada kontestasi pilkada," ucap Yandri.

"Kalau Ahok sudah cukup kursinya, maka PAN punya tugas dan kewajiban untuk mencarikan calon alternatif yang lebih baik daripada Ahok," sambung dia.

Usai mencari lawan Ahok, lanjut Yandri, biarkan masyarakat Jakarta memilih ingin siapa yang memimpin kotanya. Saat ini Ahok masih tinggi suaranya karena memang belum ada lawan lain yang akan maju ke DKI.

"Terserah masyarakat Jakarta pilih yang mana, tapi saya yakin kalau ada tokoh lawan Ahok yang dimajukan lewat parpol, maka itu bisa memenangkan pertarungan. Survei atau opini bisa terbalik, waktu masih panjang," papar dia.

Soal Megawati yang merestui Ahok untuk maju ke Pilkada DKI, Yandri mengatakan dalam politik apapun bisa saja terjadi. PDIP, kata dia, sampai saat ini belum memutuskan apapun. "Kata sekjen PDIP, semua direstui, enggak ada yang dihambat. Silakan maju, bukan berarti mendukung," ucap dia.

Anggota Komisi II DPR ini menjelaskan kalau dalam politik apapun masih bisa berubah kapan dan di mana saja, tidak ada yang pasti. Termasuk juga Gerindra yang telah mengusung Sandiaga Uno untuk Pilkada DKI.

"Masih bisa berubah, ini kan tergantung pembicaraan-pembicaraan. Memang masing-masing partai mengajukan calonnya, tapi nanti kan ada finalisasi calon, siapa yang paling layak dipasangkan dengan siapa, koalisinya gimana, kapan pengumumannya, ini belum tau," terang Yandri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya