'Ahok, Anies, Agus' Wefie di KPU DKI Jakarta

Mereka meminta semua pihak yang sedang berlomba untuk mengedepankan ide dan gagasan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 13 Okt 2016, 13:23 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 13:23 WIB
Aksi damai di KPU DKI Jakarta
Aksi damai di KPU DKI Jakarta (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan bakal calon Pilkada DKI Jakarta 2017 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Mereka datang untuk menyampaikan petisi.

Namun, jangan salah kira, tiga pasangan yang hadir bukan sosok asli. Mereka adalah masyarakat yang memakai topeng para bakal calon yang akan mengikuti Pilkada DKI Jakarta. Aksi mereka itu bagian dari teaterikal, meminta KPU DKI bisa menyelenggarakan pemilu damai.

Pantauan Liputan6.com, di lokasi, Kamis (13/10/2016), masyarakat DKI yang mengatasnamakan Perkumpulan Bangga Jakarta, menggunakan topeng para pasangan calon. Mereka saling berjabat tangan dan membawa replika Monumen Nasional.

Tak hanya itu, masyarakat yang menggunakan topeng memperagakan wefie (foto bersama) sebagai simbol kebersamaan.

"Kita gunakan selfie ini untuk mencontohkan, bahwa di tingkatan elite, enggak ada masalah untuk menciptakan isu damai. Mereka bisa dialog, kenapa di bawah tidak bisa," ucap Koordinator Perkumpulan Bangga Jakarta, Ramdansyah di KPU DKI Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Aksi damai di KPU DKI Jakarta (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Dia menuturkan, wefie itu untuk mengingatkan masyarakat bahwa kontestan Pilkada DKI sepakat untuk membawa politik sejuk.

"Kita ingin mengingatkan kembali dan mencontohkan kepada masyarakat," kata Ramdansyah.

Selain itu, dia membawa petisi yang akan disampaikan. Dalam petisinya, dia dan rekan meminta KPU DKI sebagai penyelenggara pemilu untuk menjalankan tahapan Pilkada DKI secara profesional, jujur, dan adil.

"Meminta semua pihak, baik cagub/cawagub, pendukung, simpatisan, dan segenap elemen masyarakat untuk menghindari upaya provokasi dan aksi saling serang kampanye hitam menjelang pesta demokrasi di DKI," ucap Ramdansyah.

Selain itu, dia meminta semua pihak yang sedang berlomba untuk mengedepankan ide, gagasan, dan rancangan program kerja untuk DKI yang lebih baik.

"Terakhir, meminta kepada Bawaslu DKI, Kepolisian, Kejaksaan, dan Kehakiman, selaku sentra penegak hukum terpadu dalam Pilkada DKI Jakarta, melakukan tindakan tegas terhadap upaya provokasi dari pihak manapun. Agar suasana tetap kondusif," pungkas Ramdansyah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya